Aku tidak percaya dengan semua ini. Matanya dapat kutatap dari dekat, mata nya menatapku dalam,kulihat bibir yang memikat itu tersenyum,senyum yang selalu membuatku terpesona.
Aku masih tidak percaya, Kedua tangannya menyentuh pinggangku, perlahan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MARC'S POV
Aku mengikuti langkah Alex dengan cepat, Dia berjalan sambil memainkan jarinya di atas layar ponsel. Lalu dia menempelkan ponsel ke telinganya.
" ya sayang!!! Aku keluar sebentar. Ada teman yang sakit. Sebentar saja..nanti aku kembali lagi..ya...iya..iya...i love u, too..." Dia menggerutu sendiri. Aku tahu itu telpon dari Camila.
" Dimana Ann, Lex?"
" Katanya tadi dia nunggu di dekat mobil..."
"Emang dia tahu mobil kita?"
"Sudah aku kasih tahu nomor platnya..."
Setiba di halaman luas tempat parkiran, aku melihat wanita itu menyandarkan tubuhnya di mobil, dia mendekap erat jaketnya. Dan dia bergerak ketika melihat kami, namun gelagatnya agak aneh ketika menatapku.
"Ayo Ann..masuklah," ajak Alex. Ann mengangguk dan Alex membukakan pintu untuknya. Sopan juga bocah ini.
" Lex,aku aja yang nyetir.." aku meminta kunci padanya.
" Nggak usah Marc, kau dibelakang aja. Jagain Ann, aku takut kalau dia pingsan nanti."
Aku rasa Alex terlalu berlebihan. Memangnya ada orang demam bisa sampai pingsan? Tapi pada akhirnya aku duduk di samping Ann. Bahu kami bersentuhan. Walaupun aku memakai jaket , namun aku bisa merasakan suhu panas tubuhnya. Sepertinya demamnya memang sangat tinggi.
Alex sudah mengemudikan mobil, dan melaju ke highway. Selama di perjalanan, Alex menyetel lagu Luis Fonsi, Alex paling suka lagu Despacito....bisa selama perjalanan, cuma lagu itu yang diputarnya berulang kali. Maniac banget dia.
Aku merasakan tubuh Ann menggigil. Aku menatapnya yang terus gelisah. Aku mau menyapa, tapi aku emang payah berbicara dengan cewek. Aku mendehem dahulu, baru berbicara. Alasannya biar yang diajak bicara segera merespon juga.
" Ehm...Ann, gimana keadaanmu?" Dia menatapku. Aku melihat air matanya menetes. Terkejut juga melihatnya menangis begitu. Apakah parah ya sakitnya?
" Nggak tahu Marc..rasa panasnya sampai ke mataku" suaranya serak dan menggigil.
" Lex...kita ke rumah sakit aja, bawa Ann berobat..."
" Nggak usah, Marc...aku hanya butuh istirahat..."
Aku menatapnya nggak yakin dengan keadaannya yang memprihatinkan itu. Aku melirik jaket yang didekapnya.
