Aku tidak percaya dengan semua ini. Matanya dapat kutatap dari dekat, mata nya menatapku dalam,kulihat bibir yang memikat itu tersenyum,senyum yang selalu membuatku terpesona.
Aku masih tidak percaya, Kedua tangannya menyentuh pinggangku, perlahan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANN'S POV
"Ann...nanti malam ada acara?"
Kevin, lelaki blasteran Spanyol Amerika berdiri dihadapanku. Dia partner baruku dalam 2 hari ini. Aku sejenak memandangnya dan menghentikan aktivitasku mendesain baju casual untuk musim summer tahun depan.
"Hmm, nggak ada sih...kenapa Kev?"
Bibirnya bergerak hendak berbicara namun dibungkam oleh deringan ponsel di atas meja kerjaku. "Sebentar." Aku meminta waktu padanya untuk mengangkat telpon. Dia tersenyum lalu berlalu kembali ke meja kerjanya.
Biasanya aku tidak akan mau mengangkat nomor asing, hanya saja kali ini aku ingin mengalihkan perhatian Kevin. Aku agak resah dengan perhatian Kevin yang agak berlebihan kepadaku dari awal kami bertemu.
"Halo, apa saya berbicara dengan nyonya Joanna Angela?"
"Iya, tapi Nona, bukan Nyonya!"
"Ow, maaf! Kami agen dari flat Miguera. Apa kita bisa bertemu?"
"Ada apa kalau saya boleh tahu?"
"Kami mau menagih sewa anda bulan ini."
Aku melihat kalender, ini masih awal bulan, masih tanggal satu, paling telat bayarnya tanggal 10.
"Maaf,tapi paling lambat kan tanggal 10 bayarnya?"
"Nanti Nona bicarakan dengan pemiliknya saja. Dia ada di luar. Kami menunggu Anda!"
"Kalau mau, sehabis kerja saja kita bicarakan masalah ini."
"Pemilik sewa mau bertemu sekarang. Kami tunggu diluar. Selamat siang!"
Tut...tut..tut... Shit! Dia mematikan telpon. Ada apa sih? Apa pemilik sewa hendak mengusirku? Biasanya aku membayar sewa setiap tanggal 7.Hhh, sudahlah abaikan saja, aku banyak kerjaan saat ini.
Aku kembali bekerja, namun hatiku tidak tenang. Aku menghela nafas, menarik sling bag dan berjalan keluar. Ada beberapa partner yang menyapa dan aku pamit sebentar kepada mereka. Sesampainya di luar, aku mencari-cari agen yang menelponku tadi.
Dengan menggerutu, aku mendial nomor asing itu. Aku berharap semoga hari ini bukan hari sial ku!
"Halo!"
"Saya sudah sampai di bawah. Anda dimana?"
"Baiklah. Wait for a sec!"
Aku menyimpan kembali ponselku kedalam saku tas, angin di luar sangat kencang mengibas kasar rambut panjangku. Aku merapikan rambutku. Seketika kulihat ada motor gede mendekatiku. Hhh, pasti dia agennya.
Aku mencoba memasang raut yang ramah setelah menarik nafas untuk menstabilkan ritme emosiku.
