Aku tidak percaya dengan semua ini. Matanya dapat kutatap dari dekat, mata nya menatapku dalam,kulihat bibir yang memikat itu tersenyum,senyum yang selalu membuatku terpesona.
Aku masih tidak percaya, Kedua tangannya menyentuh pinggangku, perlahan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANN'S POV _________
Jangan kau kira jatuh cinta itu mudah Ketika engkau terjatuh msuk ke dalam perangkapnya,sejak itulah kau telah dipisahkan dari kebahagiaan. _____________
Triiiiittt....triiiiiitt...triiiit.
Mata sembabku sedikit terbuka dan melirik ke alarm ponsel, ah sudah jam 6. Aku ketiduran di kantor. Lembur selama sebulan berturut-turut demi mengejar orderan membuatku bagaikan orang mabuk. Apalagi penyiksaannya belum berakhir dengan ribuan rinduku kepada pria yang aku cintai.
"Marc,ck, kemana kau?" Gumamku sendiri.
Sudah lebih dua minggu dia tidak ada mengangkat teleponku,chatku kadang dibalas kadang hanya dibaca. Ada apa dengannya? Dia mungkin terlalu sibuk,yah itu resiko menyukai publik figur.
Semerbak harum kopi menyeruak menyebar ke indera penciumanku. Seseorang meletakkan secangkir kopi di atas meja,seketika aku bersemangat untuk mendongakkan kepalaku.
"Hey...selamat pagi. Ini kopi untukmu..." Kevin mengambil kursi dari meja sebelahku dan menariknya ke sisi depan mejaku. Posisi kami berhadapan.
"Makasih." Aku menguap beberapa kali. Dia terkekeh melihatku.
"Ah,nampaknya kau masih mengantuk. Apa badanmu tidak pegal semalaman tidur duduk begini?"
"Aku bisa tidur dimana saja,Kev."
Dia tergelak. Mataku masih melirik kopi yang menggiurkan ini.
"Kau yang membuat kopi ini?"
"Yah..tentu...ini buatan Kevin Marquez..."
Deg,nama itu...
Aku menyipitkan mataku, "Marquez? Sejak kapan nama keluargamu berganti dengan nama itu?"
"Ahahhahah...kau terkejut sekali. Santailah."
Please,aku tidak bisa santai. Nama itu merusak hariku sejak pertama kali aku bertemu dengannya.
"Dengar-dengar kau dekat dengan dia ya?" Kevin menaik turunkan alisnya dengan senyum tersungging di wajahnya.
Wajahku bersemu merah. "Dengan siapa?"
"Si tuan pembalap nomor wahid itu."
"Ah gosip..."
"Apakah gosip juga kalian tidur berdua?"
Matanya lekat memandangku. Aku shock, darimana dia tahu? MILA!!!
Hhh,pasti dia yang menyebarluaskan berita hoax itu. Mila memang tidak bisa menyimpan rahasia.
"Kenapa wajahmu bersemu begitu?" Dia mendesah, memundurkan sedikit posisi kursinya dan bersedekap memandangku.
"Kau tergila-gila dengan pria itu? Kau tahu kan siapa dia?"
