Aku tidak percaya dengan semua ini. Matanya dapat kutatap dari dekat, mata nya menatapku dalam,kulihat bibir yang memikat itu tersenyum,senyum yang selalu membuatku terpesona.
Aku masih tidak percaya, Kedua tangannya menyentuh pinggangku, perlahan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ann's Pov
Aku mendengar suara keributan di ruangan ini. OMG! Aku ketiduran di kasur dan semalaman bersama Marc!!! Bagaimana ini, untuk bangunpun aku tidak berani. Aku malu. Sedikit ku buka mataku, kulihat Martin sibuk ngomong dengan Marc seraya dia memberikan baju untuk Marc. Aku melihat punggung Marc yang bersih. Dia bertelanjang dada. Tidak sama persis seperti bentuk tubuhnya di foto, yang nyatanya sedikit lebih ramping namun ototnya kokoh, sehingga dia tampak seksi.
" Ann dibangunkan aja, Marc? Kita mau pergi lagi..."
Aku segera menutup mataku, aku takut ketahuan kalau aku sudah bangun sedari tadi.
" Nanti aku yang bangunin. Kasihan dia ketiduran..."
" Ketiduran atau ambil kesempatan?"
Damn,Martin. Ucapannya membuat wajahku memerah. Aku rasa dia tahu betul perasaanku pada Marc. Mau dikemanain mukaku kalau aku bangun nanti. Tidak,aku nggak mau bangun!!!
" Wehehehhe...sssshhh...nanti dia terbangun, kalau dia dengar, ntar dia tersinggung dengan kata katamu!"
" Ya..sudahlah...aku mau siap siap dulu...kau tahu, aku tidak membencinya! Tetapi aku nggak suka kalau dia menjadi sahabatmu!"
Why? Kenapa Martin? Kamu kok tega banget ngomong begitu. Aku nggak menyangka...aku kira kamu orangnya baik. Aku sedih sekali.
" Ya ya sudahlah...just go!"
Aku mendengar langkah kaki keluar. Aku juga mendengar suara nafas Marc yang agak berat.
" Ann...." Dia memanggil namaku. Bagaimana ya, apa aku harus bangun atau masih pura pura tidur? Ah biarkan saja sampai dia menyentuh ku agar bangun. Aku ingin merasakan sentuhannya, ahh Ann, kau mulai berfikir macam macam.
Aku tidak mendengar suaranya lagi, apa dia sudah pergi? Dia tidak membangunkanku?
"Ann...." aku merasakan tangannya mengguncang bahuku pelan. Aku merasa grogi, segera aku membuka mataku namun dengan sedikit drama yang sudah dikondisikan.
" Hmmm...." aku mengucek mataku dan memicingkannya.
" Yuk ikut...aku akan balapan lagi..."
" Hmmm..iyaaa...aku mandi dulu..."
"Iya...."
Aku melihat hanya ada satu handuk di kamar mandi, punya Marc atau Martin? Atau campur? Duh, kalau punya Martin, aku malas memakainya tapi kalau punya Marc, aku dengan senang hati memakainya. Ya sudah aku pakai saja, paling cuma untuk mengeringkan tubuhku yang basah. Setelah itu aku mengambil baju yang tergantung di gantungan samping pintu. Ahhh, aku nggak bawa baju ganti. Baju yang semalam kupakai sudah mulai berbau. Hhh... nanti saja aku singgah di toko.
