Aku tidak percaya dengan semua ini. Matanya dapat kutatap dari dekat, mata nya menatapku dalam,kulihat bibir yang memikat itu tersenyum,senyum yang selalu membuatku terpesona.
Aku masih tidak percaya, Kedua tangannya menyentuh pinggangku, perlahan...
And your heart's against my chest, your lips pressed in my neck I'm falling for your eyes, but they don't know me yet And with a feeling I'll forget, I'm in love now __________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANN'S POV
Marc menciumku dengan penuh gairah, aku membuka mataku dan irama debaran jantungku berdentum hebat ketika matanya membalas tatapanku, tatapannya teduh dan sayu. aku merasa malu,perlahan aku memejamkan mataku ketika ia menyesapkan bibir bawahku dengan lembut, sensasi menggetarkan tubuhku,ciuman yang membuat nafasku tercekat. Dia mulai bereksplorasi merasakan kehangatan rongga mulutku dengan lidahnya membuat nafasku terengah-engah, mencoba membalas sentuhan lembut lidahnya dengan perasaan yang membara namun masih ada sebersit ketakutan kalau ini akan berlanjut menjadi lebih intim,aku takut kalau dia akan menyentuh bagian sensitif dan membuat aku akhirnya menyerahkan kegadisanku. Tapi menolaknya sepertinya tidak mungkin,karena hatiku juga menginginkannya bahkan khayalanku ingin disentuhnya akhirnya terkabulkan sekarang. Meskipun aku masih merasa berada di alam mimpi.
Dia melepaskan pautan bibirnya dari bibirku dengan lembut, aku masih merasakan panas dan basah pada bibirku,sisa dari kehangatan kecupannya. Aku menghirup udara yang tersedia di ruangan ini dengan boros karena aku kehilangan banyak oksigen ketika dia melumat mesra bibirku tanpa memberi kesempatan untukku bernafas.
Aku menunduk ada perasaan malu untuk menatapnya namun sungguh aku merindukan manik indah itu setiap kali aku mengalihkan pandangan darinya.
Nafasnya masih menderu hebat ketika dia menautkan dahiku menyatu dengan dahinya sambil memejamkan matanya,kemudian ketika deru nafasnya terdengar stabil barulah dia membuka matanya yang sayu menatapku,dia menjauhkan posisi kepalanya akan tetapi jarak kami masih dekat. Malu-malu aku menatap matanya sambil menggigit bibir. Mata itu membuat aku semakin jatuh cinta.
Marc,sungguh aku mencintaimu.
Perlahan aku menemukan sunggingan yang indah dari bibirnya. Dios, aku merindukan senyum itu yang menghilang selama berbulan-bulan.
Berangsur-angsur dia melepaskan sentuhan tangannya pada tengkukku dan berpindah menyentuh sela pipiku,dia menangkupkan kedua tangannya yang lebar menutupi sebagian pipiku dan pandangannya lembut dan hangat namun tetap juga berefek buruk bagi kesehatanku karena tubuhku bereaksi sangat berlebihan dengan sentuhan-sentuhannya. Aku masih gemetaran.
