Aku tidak percaya dengan semua ini. Matanya dapat kutatap dari dekat, mata nya menatapku dalam,kulihat bibir yang memikat itu tersenyum,senyum yang selalu membuatku terpesona.
Aku masih tidak percaya, Kedua tangannya menyentuh pinggangku, perlahan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_______ I do my promise To support ur decision. That's a big thing i do for you. -MARC- ______
MARC'S POV
Kekasihku masih terpaku menatapku sambil menggigit telunjuknya. Apa yang dia pikirkan? Apa dia akan membiarkan kakiku kesemutan lantaran berlama-lama berdiri di depan pintu?
"Apa kau tidak memberi aku tempat di dalam?" Aku hendak melangkah memasuki kamarnya namun tertahan dengan keberadaannya yang masih menghadangku.
"Ah...eh..kau hanya ingin tidurkan?" Dia menahan dadaku dengan kedua tangannya.
Aku tersenyum licik dan mendekatkan mulutku ke daun telinganya. "Aku ingin memperkosamu!"
Aku menahan tawa dan menolak tubuhnya pelan sehingga ada ruang untukku melangkah ke dalam. Aku merebahkan tubuhku dalam posisi telungkup sementara kepalaku bersandar miring diatas bantal empuk yang aku dekap tadi, tangan dan kakiku membentang menguasai seluruh sudut tempat tidur.
"M-marc kau bercanda kan?"
"Nope!" Aku menyunggingkan senyum nakal.
"Ka-kalau begitu aku tidur di kamar Alexa aja!"
"Kau mau tidur dengan Alex dan Alexa?" Aku membalikkan tubuhku sehingga posisinya berganti terlentang. Aku masih menatapnya yang berdiri di depanku.
"Iya,kenapa?"
Aku tersenyum "Ya sudah gabung saja sana sama mereka,palingan nanti kau jadi obat nyamuknya! Mereka bermesraan,ntar kau bengong sendiri." Aku tersenyum sinis.
Dia menutup mulutnya lalu duduk di atas kasur menatapku.
"Apa mereka berhubungan seks?"
Aku menatapnya heran,kenapa begitu shock?
"Bagaimana kalau Alexa hamil?"
Lucu sekali melihat raut wajahnya yang tegang dan matanya masih menatapku lebar. Dia berandai-andai sendiri,mengkhayalkan yang tidak-tidak. Dia memang gadisku yang polos.
Aku duduk di atas kasur.
"Tenang saja. Dia sudah memakai pengaman."
"Maksudnya?pengaman apa?"
"Umurmu berapa?"
"21 turn to 22."
"You lie,sweet!"
"Aku jujur Marc. Kenapa?"
"Seharusnya usiamu 17 eh bukan-bukan 12 tahun."
Dia langsung mengernyitkan dahinya sambil menggigit jemarinya.
