Suara alarm Hp membangunkanku.
Setelah berjuang untuk mengumpulkan jiwa Aku mengapai Hp lalu mematikan alarm.
Masih jam lima pagi. Aku duduk di ujung ranjang sambil meregangkan tubuh.
Sambil menggaruk kepala Aku berjalan menuju kamar mandi. Ini giliranku memasak kan? Aku segera memakai seragam lalu pergi ke dapur.
∅*****∅
Aku akan membuat telur orak-arik. Aku membuka kulkas tapi ternyata stok telurnya habis. Aku menghela nafas.
Helaan nafas pertama hari ini. Ayumi belum bangun? Ya sudahlah.
Aku mengambil dompetku lalu pergi keluar rumah. Masih banyak waktu sebelum sekolah dimulai pada jam 9.
Angin dingin menerpa wajahku saat Aku membuka pintu. Aku berjalan perlahan menuju jalan didepan rumahku lalu menghirup udara pagi dalam-dalam.
Udara segar ini memang yang terbaik, pikirku sambil berjalan ke supermarket yang berjarak sekitar tiga blok dari rumahku.
∅*****∅
Aku pulang sambil memegang plastik belanjaan di tangan kananku. Selain membeli telur aku juga membeli beberapa barang lain seperti jus jeruk dan beberapa makanan ringan.
Saat Aku hampir sampai di rumah terdengar sebuah suara pintu yang terbuka. Itu pintu rumah Mia. Apakah Dia sudah bangun?
Dugaanku sepertinya salah karena yang keluar adalah seorang pria paruh baya berkacamata yang memakai jas dengan koper ditangannya.
Apakah Dia ayahnya Mia?
"Selamat pagi." Dia menyapaku.
"Ah, Selamat pagi." Aku menyapanya kembali.
"Apakah kamu tinggal disamping rumah kami?" Tanyanya.
"Iya benar, Namaku Arumasu Efu." Aku menunduk kepalaku sedikit. "Senang bertemu dengan Anda."
"Salam kenal, Namaku Shidoki Saisho." Katanya. "Kudengar Kamu menyelamatkan anak perempuanku."
"Ah, itu sepertinya benar." Aku menggaruk kepalaku.
Tapi kemudian Dia menundukkan kepalanya dalam-dalam yang membuatku terkejut.
"Terimakasih telah menyelamatkannya."
"T-tidak usah dipikirkan." Kataku. "Tolong angkatlah kepala Anda."
"Nak Efu." Dia menatapku dengan serius. "Menikahlah dengan Mia."
"..." Aku terdiam. "Maaf? Bisa ulangi lagi?"
"Menikahlah dengan Mia." Dia benar-benar serius. Gawat, apa yang harus Aku lakukan?
"I-itu bagaimana ya.." Aku benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa.
"Tak apa." Katanya. "Aku akan menunggu jawabanmu sampai Kamu benar-benar siap."
"B-baiklah..."
"Kalau begitu tolong, Aku serahkan Mia padamu." Dia membenarkan kacamatanya.
Tunggu, kalimat itu harusnya dikatakan saat pernikahan bukan seperti saat yang canggung seperti ini.
Pak Saisho berbalik lalu berjalan meninggalkanku yang separuh kebingungan dan separuh kaget. Aku menghela nafas. Helaan kedua. Benar-benar merepotkan.
∅*****∅
Saat sedang memasak, Ayumi datang dari lantai dua dan langsung duduk di meja makan.
"Sarapannya apa kak?" Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Neighbour Vol.1 [End]
Romance[Belum direvisi] [Typo, Plot hole ada dimana-mana, mohon pengertiannya] Setelah Menyelamatkan seorang gadis, Aku mengetahui bahwa Dia adalah tetangga baruku yang akan bersekolah denganku. Terlebih lagi, Dia sekelas denganku?! Apa-apaan setting klise...