Bab 27 - Danau Iwanashiro

823 93 50
                                    

Aku sedang menyeruput teh di belakang penginapan setelah sarapan.

Angin membuat rumput dan pepohonan bergoyang.

Membuat suara yang menenangkan hati.

Inilah kedamaian.

Aku menghirup udara pagi yang segar.

Aku hanya ingin duduk di sini sepanjang hari.

Sayangnya, keadaan tidak memihak padaku.

Yang lain sedang menyiapkan barang-barang Mereka untuk pergi ke danau Iwanashiro.

Aku menyeruput tehku.

Ah, daunnya berdiri*.

Ini ketiga kalinya pada pagi ini.

Tapi, entah kenapa Aku tidak merasa beruntung.

Jadi ini musim panas ya?

Bermain air di danau atau laut adalah salah satu kegiatan wajib di liburan musim panas.

Siapa yang pertama kali menyimpulkan hal itu?

Bukankah liburan musim panas harusnya di isi dengan tidur dan main game seharian di ruangan ber-AC?

Libur musim panas, tunggu bukan hanya musim panas. Musim liburan harusnya menjadi musim di mana NEET merajalela tanpa di hina masyarakat.

Aku menghela nafas.

Aneh sekali.

Aku berdiri lalu berjalan menuju dapur.

Aku harus menyiapkan makan siang ya.

Mungkin Aku akan membuat onigirazu*.

∅*****∅

Akhirnya Aku membuat lima jenis onigirazu.

Ada yang berisi keju, tuna, salmon, ayam, dan selada.

Aku membuat lima untuk masing-masing jenis.

Jadi ada 25 onigirazu.

Minumannya beberapa botol jus dan teh.

Mungkin ini sudah cukup untuk makan siang.

Aku memasukkan semua onigirazu di dalam kotak makan.

"Oh? Arumasu, Kamu tidak menyiapkan barang-barangmu?" Tanya Yumesaki saat Dia masuk ke dapur.

"Aku sudah menyiapkannya sejak kemarin." Jawabku tanpa menoleh kearahnya.

"Wah, rajin sekali ya." Katanya.

"Bolehkah Aku membantu?"

"Boleh saja, tolong masukan sisa onigirazu ini ke dalam kotak makan, dan jangan dimakan dulu."

"Baik〜!"

Dia tertawa kecil.

Aku tidak memahami jalan pikirnya.

∅*****∅

Aku pergi ke ruanganku untuk mengambil barang-barang yang akan Kubutuhkan.

Hmm? Apa ini?

Aku mengambil sebuah pita berwarna hitam dan merah yang berada di samping pintu.

Milik siapa ini?

Untuk sementara waktu, Aku melipatnya lalu menyimpannya di dalam saku jaketku.

"Ah! Aru!"

Utahime-senpai berlari menghampiriku.

Rambutnya bukan twintails seperti biasa, tapi digaya menjadi sebuah poni.

My Lovely Neighbour Vol.1 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang