Bab 14 - Masa Lalu

956 100 29
                                    

Aku sangat menyayangi Kakakku. Tidak ada yang bisa menggantikannya. Dia Kakak terbaik di dunia.

Dia selalu menjagaku ketika Ibu dan Ayah pergi, selalu membuat makanan yang enak ketika Aku lapar, Dan selalu memperdulikanku.

∅*****∅

Waktu Aku duduk di kelas Empat SD, Aku sering di jahili oleh kakak kelasku. Dari melempari kertas, mengejek sampai menarik-narik rambutku. Tapi, Aku selalu mengabaikan mereka.

Pernah ada waktu mereka mengambil gantungan kunci. Jika benda lain mungkin Aku akan membiarkannya, tapi ini berbeda, gantungan kunci berbentuk bintang yang di ambilnya itu pemberian dari Kakak.

Aku mencoba untuk mengambilnya kembali.

"Ke-kembalikan... *hiks*" Kataku dengan terisak-isak.

"Hahaha! Anak kecil sepertimu tidak tahu apa-apa! Pergi sana!"

"Ke-kembalikan ga-gantungan kunciku...."

"Oi! Dia sudah bilang kan! Pergi sana!" Dia mendorongku sampai Aku terjatuh.

"Ugh... *hiks* To-tolong kembalikan.... *hiks* itu dari kakakku...."

"Oh? Dari kakak ya? Pasti sangat berharga ya?" Dia melempar gantungan kunciku ke tanah lalu mengangkat kaki kanannya tinggi-tinggi.

"Tolong jangan!" Aku mencoba menghentikannya.

"Oi! Berhenti!" Seseorang mendorong laki-laki yang mencoba menginjak gantungan kunciku.

"Siapa Kau?!" Tanya temannya.

"Aku Kakaknya Ayumi!" Dia berlari ke arahnya lalu memukulnya hingga tersungkur.

"Berani-beraninya Kalian membuat Ayumi menangis!" Dia mengatakan itu sambil menghajar ketiga orang yang menjahiliku.

Kakak benar-benar marah. Aku tidak pernah melihat Kakak semarah ini.

"Ja-jangan sombong dulu! Lihat saja nanti!" Mereka berlari sambil menangis.

Kakak mengambil gantungan kunci lalu menghampiriku yang masih tergeletak di tanah.

"Ini, jangan menangis lagi ya." Dia mengelus kepalaku. Tangannya terasa hangat dan nyaman.

"Kakak...."

Aku mencoba untuk berdiri.

"Aduh!" Kakiku terluka.

"Ayo naik."

Kakak berjongkok di depanku. Kurasa Dia menyuruhku untuk menaiki punggungnya.

"Terimakasih Kak...."

"..., Kamu bilang apa? Ini kan tugas seorang Kakak." Dia tersenyum lebar.

Aku bersyukur mempunyai Kakak sepertinya.

∅*****∅

Waktu pun berlalu, Kakak masuk ke SMP.

Walaupun agak sepi saat Kakak meninggalkan SD, Aku tetap merasa senang untuk Kakak.

Kurasa Aku akan pulang bersama Kakak hari ini, pikirku pada suatu hari.

"Mari, kudengar Efu menembakmu ya? Kamu terima enggak?"

Aku mendengar seorang siswi SMP mengatakan 'Arumasu', apakah itu Kakak?

"Ya enggaklah, jijik banget sama orang itu." Katanya. "Tapi, Aku kerjain Dia."

"Ih, jahil banget ya, ngerjain gimana?"

"Ya Aku suruh pacarku sama temen-temennya ngehajar Dia. Hahaha!"

My Lovely Neighbour Vol.1 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang