🖤17🖤

10.1K 451 26
                                    

***

Dengan diantar Pak Heri, Shafa pergi ke rumah keluarga Aisy.

"Assalaamu'alaikum!" ucap Shafa.

"Wa'alaikumussalaam!" jawab Selvia.

"Mama, Papa dan yang lain kemana?" tanya Shafa.

"Arka ke kampus, Abang Izzie kerja. Kak Dep, Oom, Tante ada di kamar lagi siapsiap."

"Ohh ... eh aku mau tanya, benar sekarang kita akan pergi lamar Kak Tya?"

"Katanya sih iya," jawab Selvia lagi.

"Arka tak ikut?"

"Tak!" jawab Dep yang baru datang.

"Hanya kita saja?"

"Iyalah! Lagian ini cuma lamar biasa saja. Resminya nanti kalau mereka setuju, kita ajak seluruh keluarga kita," beritahu Dep.

Shafa menganggukangguk paham.

"Ish ini anak nelepon mulu!" kata Dep sambil mengeluarkan ponsel yang terus berbunyi di tasnya.

"Siapa?" tanya Shafa.

"Hani!"

"Kenapa dengan Hani?"

"Dia mau ikut juga. Tapi aku larang soalnya dia kan sekolah."
Masih ingatkan? Hani sepupunya Aisy.
Hani itu keponakan Dep dari abang keduanya yang sudah meninggal. Sekarang Hani tinggal dengan ibunya. Hani dulu sering main ke rumah Adhy, sejak masuk pesantren dia sudah jarang datang lagi.

"Biar aku yang bicara padanya," kata Shafa lalu mengambil ponsel Dep.

"Haniii!" teriak Shafa saat mengangkat telepon dari Hani. Kemudian dia menjauh dari Dep dan Selvia.

"Dasar bocahbocah!" ucap Dep lalu duduk di sofa.

"Boleh aku duduk di sini?" tanya Selvia sambil menunjuk sofa di samping Dep.

"Mau duduk ya duduk saja. Tak usah nunggu aku persilakan!" jawab Dep.

Selvia tersenyum kecil lalu duduk.

"Kenapa Kakak tak suka aku?" kata Selvia tibatiba.

Dep memandang Selvia.

"Aku memang tak pernah suka perempuan!" ucap Dep lalu kembali mengalihkan pandangan dari Selvia. Seumur hidupnya dia memang hanya suka pria saja. Amitamit punya perasaan pada perempuan.

"Apa yang harus aku lakukan agar Kakak bisa memperlakukanku sama seperti Kakak memperlakukan Shafa?"

"Berhenti berpikir bahwa kau sama seperti Shafa. Berhenti berpikir bahwa kau berhak mendapat apa yang Shafa dapat. Kau paham maksudku kan?" kata Dep sambil tersenyum.

"Ayo kita berangkat!" ucap Adhy yang baru saja muncul dengan Nita.

"Wait aku panggil Shafa dulu," kata Dep lalu berdiri dan berteriak memanggil Shafa.

***

Fadya melihat sebuah mobil masuk ke pekarangan rumahnya. Saat melihat orang yang turun dari mobil, Fadya langsung lari ke rumahnya.

"Kak Tya! Kak Tya!" teriak Fadya sambil menggedor kamar Kakaknya.

"Ada apa?" tanya Tya setelah membuka pintu.

"Gawat! Ada tamu datang!"

"Tamu? Gawat? Tamu itu pembawa berkah lah Dek. Gawat apanya?" tanya Tya bingung.

"Yang datang itu keluarganya Bang Arka!" beritahu Fadya.

"Hah?" ucap Tya yang masih blur.

"Duhh Kak, bagaimana ini? Pasti mereka datang mau melamar."

Promise ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang