🖤45🖤

10.4K 476 33
                                    

***

"Dorrrr!"

Shafa mengagetkan Aisy yang sedang melamun menatap langitlangit kamar mereka. Khusyu sekali sampai tak sadar Shafa datang.

"Ish kok tak kaget sih!" kata Shafa kesal lalu melompat naik ke kasur.

"Jangan lompat seperti itu. Tak ingat kau bawa baby?" marah Aisy.

"Bodo amat!" Shafa sudah berbaring menutupi diri dengan selimut.

Aisy mengeluh kecil lalu membuka selimut yang sengaja Shafa baikkan sampai menutupi kepalanya.

"Sorry hurm? Kalau pun tak puas hati padaku jangan sampai lampiaskan ke baby," ucap Aisy sambil mengelus kepala Shafa.

"Oom ngelamunin apa tadi?" tanya Shafa.

"Bukan apaapa."

"Tuh kan. Oom itu merahasiakan sesuatu dariku. Aku dah curiga dah. Entah apa yang Oom tutuptutupi dariku. Janganjangan ...."

"Bawel sekali." Aisy mencubit pipi Shafa gemas. "Janganjangan apa hurm? Jangan menyimpulkan sesukamu, mengerti?"

"Tak!"

"Aisshhh baiklahbaiklah. Aku sedang ada bisnis kecil dengan Al."

"Bisnis apa?"

"Aku bilang pun kau pasti tak akan mengerti."

"Oom meremehkanku? Menyebalkan sekali. Pertama, berahasia denganku. Kedua, merendahkanku seperti itu aiiissshhh. Benarbenar tak bisa dimaafkan."

"Alaahhh aku bukannya akan nikah lagi pun. Jangan marah lagi okay?"
Aisy sudah memegangi kedua pipi Shafa.

"Eh iya ... ngomongngomong soal nikah lagi. Hmm ... Oom sudah tahu belum kalau Kak Via sudah mengajukan cerai?"

"Tahu!" jawab Aisy pendek.

"Apa tak masalah kalau kalian bercerai?"

"Kau ingin aku membatalkan perceraian kami?" tanya Aisy balik.

Shafa hanya diam saja.

"Hey dengar!" Aisy mengelus pipi Shafa. "Aku mengerti kau khawatir dengan hidupnya setelah perceraian ini. Tapi terus mempertahankannya sebagai istri pun bukan solusi. Dia tetap akan jadi anak Mama dan Papa meski kami sudah bercerai nanti. Dan mungkin Arka, Dep dan keluarga kita yang lain akan ikhlas menerima dan menyayanginya sebagai keluarga. Dia tak akan pernah mendapatkan kasih sayang sebuah keluarga jika dia terus jadi istri kedua. Mereka pasti akan berpikir dua kali untuk menyayanginya demi menjaga hatimu. Dia akan terus di bawah bayangbayangmu. Apa kau mau dia hidup seperti itu terus?"

Shafa menggeleng.

"Okay sekarang tidur saja. Jangan pikirkan soal Selvia lagi. Dia akan bahagia, insyaAllah."

"Okay!" balas Shafa. "Selamat malam, Oom!"

"Selamat malam. I love you!" Aisy mencium dahi Shafa. Setelah itu dia berbaring lalu mengiring memeluk Shafa.  "Eh lain kali jangan lompatlompat atau larilari lagi ya!"

Tak ada jawaban dari Shafa.

"Aiiissshhh sudah tidur dia. Cepat sekali."

***

Suasana sarapan riuh sekali karena seluruh keluarga berkumpul semua. Setelah acara kemarin semuanya masih menginap di rumah Aisy dan Shafa.
Tapi semuanya mendadak diam saat ponsel Alisya berbunyi dan dia minta ijin untuk menjauh mengangkat telepon.
.

Promise ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang