🖤4🖤

11K 570 53
                                    

***
"Zara, tunggu!" Haikal memanggil Shafa yang sedang berjalan menuju gerbang.

"Ada apa?" tanya Shafa tanpa menoleh.

"Aku mau minta maaf soal kemarin!"

"Aku sudah melupakan hal kemarin!"

Haikal memegang lengan Shafa membuat Shafa terkejut dan merentapnya kasar.

"Ish kau mau apa lagi?" marah Shafa. "Aku bilang dah lupa berarti dah lupa lah."

"Aku merasa bersalah dengan kejadian kemarin. Dan ak..akkkuu sebenarnya mau bertanya. Benar bukan kau yang mengirim surat itu?" tanya Haikal.

"Yep. Bukan aku!" jawab Shafa mantap. Memang bukan dia pun.

"Aku pikir itu benar kau. Aku pikir kau membalas perasaanku juga," luah Haikal.

"Wuuttttsss?" Shafa terkejut.

Surat atas nama 'Shafa' itu memang berisi balasan atas pengakuan cinta Haikal. Tapi Shafa merasa tak pernah mendapat surat cinta dari Haikal, jadi bagaimana mungkin dia membalas. Lagipula yang dia tahu Haikal dan Rani itu Loving Couple, jadi tak mungkin Haikal menyatakan perasaan padanya.

"Aku menulis surat untukmu. Apa kau tak menerimanya?"

Shafa menggeleng.

"Aku menyukaimu, Zara!" ucap Haikal.

"Shafa Izzara!" seseorang memanggil Shafa.

Aisy sedang bersandar di depan mobil sambil memasukkan tangan ke saku celananya. Posisinya tak jauh dari Shafa.

"Ayo pulang! Kau kesini buat sekolah bukan pacaran!" ucap Aisy lalu masuk mobil.

Tanpa pamit pada Haikal, Shafa berjalan menuju mobilnya Aisy. Shafa masuk mobil, duduk di jok depan.

"Dorrrrrr!"

"Allahu Oom Ice cakep Oom Ice cakep!" latahnya Shafa kumat.

Shafa menjeling tajam pada Arka yang ada di jok belakang.

"Abangku cakep?" tanya Arka sambil menaiknaikan alis.

"Banget!" jawab Shafa dengan senyum yang sangat dipaksakan. Sudah kepalang malu muji Aisy.
Dia sempat melirik Aisy sedikit, Aisy tetap tanpa ekspresi.

"Cowok barusan siapa?" tanya Arka.

"Teman!"

"Teman rasa pacar kah? Eh tapi kau keliatan marah padanya? Kalian lagi berantem? Dia ketahuan selingkuh atau apa sampai kau marah gitu?" tanya Arka bertubi. Shafa menjulingkan matanya ke atas. Geram dengan Arka.

"Luchu gak kalau aku jedotin kepalamu ke jok mobil?" ucap Shafa kesal. "Dia bukan siapasiapa lah. Dia pria yang kami REBUTIN kemarin. Satisfied? Dia mengejarku untuk minta maaf tapi dia malah membuatku kesal, ditambah barusan dia menyatakan perasaan padaku. Makin kesal aku," jelas Shafa panjang lebar.

"Wow kau ditembak pria tadi?"

"Eh kenapa aku harus cerita padamu. Gak penting banget," kata Shafa setelah sadar kalau dia telah bicara terlalu banyak.

"Kau terima dia gak?" tanya Arka lagi.

"Aawwwwwwww!" Shafa mengaduh karena dahinya membentur dashboard mobil. Aisy tibatiba ngegas mobilnya tanpa abaaba lalu mengerem dan akhirnya melaju normal. 

"Kau okay kan?" tanya Arka pada Shafa. "Abang, kalau iya pun cemburu janganlah sampai menyakiti Shafa." Marah Arka sambil memukul lengan Aisy.

"Cemburu kepala otak kau!" cebik Aisy tanpa rasa bersalah.

Promise ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang