🖤39🖤

9.5K 520 63
                                    

***

Selvia menghampiri Nita dan Adhy yang sedang duduk menunggu kabar tentang Dep dan Shafa.

"Mama, Papa ... maafkan aku!" ucap Selvia merasa bersalah.

"Minta maaf untuk apa?" tanya Nita.

"Aku membuat kalian serba salah lagi. Aku sudah menyakiti hati Shafa lagi. Maafkan aku."

"Tak usah dipikirkan. Sebaiknya kau istirahat saja. Kau kan sedang hamil sekarang. Jangan berpikir macammacam. Tentang Shafa biar Izzie yang urus nanti," ucap Adhy.

"Kamu sudah makan?" tanya Nita.

Selvia menggeleng.

"Ayo Mama temani makan!" ajak Nita.

Dia mengkhawatirkan Shafa, tapi dia tak bisa mengabaikan Selvia juga.

Langkah Nita dan Selvia terhenti saat mendengar suara ribut di luar. Mereka segera menyusul Adhy yang sudah ke depan duluan.

"Arka! Stop!" Adhy berteriak menghentikan Arka yang memukuli Aisy.

"Beraniberaninya kau pulang tanpa Shafa!" marah Arka.

Aisy sama sekali tak terlihat mau membalas Arka. Dia sendiri merasa pantas mendapatkan itu dari Arka.

"Arka!" Nita berusaha memisahkan Arka dan Aisy.

"Kayak dejavu ya. Dulu juga kita pernah berada dalam situasi seperti ini," ucap Arka. "Kalau sampai kali ini pun Shafa pergi lagi seperti dulu, aku tak akan pernah melepaskanmu Izzie!" ancam Arka.

"Arka sudahlah! Sebaiknya kalian masuk dulu." Ajak Adhy.

"Aku akan tidur di hotel," ucap Arka lalu kembali menaiki motornya lagi dan bergerak pergi.

"Izzie ayo masuk." Nita menggandeng Aisy masuk.

"Mama ambilin kotak first aid dulu ya."

"Tak usah, Ma. Aku okay!" ucap Aisy.

"Abang mau minum?" tanya Selvia.

"Tidak!" jawab Aisy.

"Izzie, temui Papa di ruang kerja Papa!" arah Adhy.

.

Aisy masuk ke ruang kerja Adhy dan langsung duduk di sofa.

"Sudah dapat kabar dari Shafa?" tanya Adhy.

Aisy menggeleng.
"Tapi aku tahu dia akan baikbaik saja. Ada Dep dan Alfa yang menjaganya. Dep tak akan membiarkan Shafa kenapakenapa. Dan Alfa ... meski terlihat tak peduli tapi sebenarnya dia peduli. Alfa bukan orang sembarangan. Lima tahun dia berhasil menyembunyikan Shafa dariku. Kita selalu gagal menjejaki Shafa, itu jelas karena Alfa. Dia sangat melindungi Shafa. Aku yakin sekarang pun begitu."

"Tapi kau kan suaminya, Izzie. Harusnya dia membiarkanmu menemui Shafa."

"Alfa pasti punya alasan. Dia bukan orang yang tak tahu agama Papa. Dia juga bukan orang yang akan melakukan sesuatu untuk kepentingan dia sendiri. Dia selalu melakukan sesuatu dengan penuh pertimbangan meskipun caranya terlihat menyebalkan. Aku percaya padanya."

"Hmm begitu ya. Terus bagaimana sekarang? Kau akan diam saja sampai Shafa mau menemuimu atau gimana?"

"Aku akan tetap mencarinya."

"Kan lebih bagus kalau kau langsung minta Alfa bicara saja di mana Shafa."

"Aku sudah menyakiti hati Shafa berulang kali, Pa. Alfa tak akan dengan mudahnya memberitahuku di mana Shafa. Abang mana yang rela membiarkan adiknya dikasiti terus menerus kan?" ucap Aisy lagi.

Promise ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang