***
"Aaa...aaaa...aawwww...lepaskan aku Arka!" teriak Shafa saat Arka menariknya.
Shafa baru saja masuk rumah setelah mengantar Tya, Arka langsung menyerangnya.
"Explain!" pinta Arka.
"Jelaskan apa?" tanya Shafa tak mengerti.
"Kenapa kau bisa pulang dengan Tya?"
"Aku nunggu Oom Ice tadi, tapi tak datangdatang. Terus Kak Tya datang nawarin pulang bareng," jelas Shafa.
"Tadi saat Tya pulang kau bilang apa padanya?"
"Tak bilang apaapa."
"Jangan bohong padaku!"
"Baiklahbaiklah aku cerita, tadi aku bilang kalau kau suka sama Kak Tya!" ucap Shafa lalu lari. .
"Shafaaaa!" teriak Arka lalu mengejar Shafa.
"Hahah harusnya kau berterimakasih," kata Shafa sambil lari.
Mereka kejarkejaran seperti anak kecil. Arka bahkan melempari Shafa dengan bantal sofa.
PUUUKKK!
Shafa yang berniat menimpuk Arka balik malah salah sasaran, bantalnya mengenai wajah Aisy yang baru datang.
"Kau main di sini sementara aku mencarimu di luar sana," ucap Aisy tibatiba. "Kenapa tak mengabariku kalau kau pulang duluan?" tanya Aisy.
"Hp ku mati!" jawab Shafa. Setelah mencoba berkalikali menghubungi Aisy, ponselnya mati.
"Kalau tak mau kujemput bilang saja. Tak usah membuat orang khawatir. Aku mencarimu seperti orang bodoh di sekolah tahu gak!" marah Aisy lagi.
"Ada apa ini?" tanya Dep yang baru keluar kamar.
"Kakak, aku mau ke toilet. Pinjam toilet kamar kakak ya," ucap Shafa lalu pergi.
Shafa tak bisa menangis di depan Aisy. Dia sadar dia salah, tapi dia tak terima dimarahi di depan banyak orang.
"Apa yang kau lakukan padanya Izzie?" tanya Dep.
"Dia bikin ulah lagi. Dia pulang ke rumah tanpa mengabariku. Aku khawatir mencarinya bagai orang gila tadi," ucap Aisy.
"Apa itu bisa kau jadikan alasan untuk memarahinya di depan orang lain?" tanya Dep sambil melirik Selvia yang ada di belakang Aisy. "Kau tak memikirkan perasaannya? Maruahnya? Kau bisa bicara baikbaik kan? Asal kau tahu, dia juga menunggumu bagai anak hilang yang nunggu emaknya datang menjemput tahu gak. Kau biarkan dia nunggu lama Izzie, apa kau tak merasa bersalah?" Saat ngobrol dengan Tya dan Shafa tadi, Dep tahu kalau Aisy tak datang menjemput Shafa sementara sekolah sudah sepi.
"Apa salah kalau dia menerima ajakan temannya untuk pulang duluan? Dia perempuan Izzie, sudah hampir maghrib saat dia menunggumu. Kalau terjadi sesuatu padanya tadi bagaimana? Kau marah karena dia tak mengabarimu kan? Terus apa kau mengabarinya kalau kau akan telat menjemputnya? Sudah jelas tidak kan?" ucap Dep sinis.
"Kau tadi kemana dulu hah?""Tadi macet," jawab Aisy.
"Seolah aku akan percaya!" ucap Dep lalu berjalan ke kamarnya. Tapi kemudian dia berbalik lagi.
"Izzie, kalau tak SUDI jemput Shafa kau bilang saja. Tak usah memaksakan diri. Karena aku sanggup melakukannya," kata Dep pedas. Seperti membalikkan apa yang dikatakan Aisy pada Shafa.Saat akan ke kamar, Dep melihat Nita turun dari tangga. "Kakak pasti senang!" sindir Dep sinis.
Nita yang baru turun itu terpinga tak mengerti dengan yang dikatakan Dep.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise ✔
Roman d'amourWhen you try to fix the broken one... Kita bersatu karena janji., Pun kita berpisah karena janji. Janjimu ... janjiku ... Janji kita dan janji mereka., janji yang mana yang tak akan teringkari? p/s: AWAL PUBLISH 2018 MEI 2020 UNPUBLISH AGS 2020 R...