🖤11🖤

11.1K 488 36
                                    

***

Shafa memegangi dadanya yang degdegan. Bukan karena takut telat ~untung saja gurunya memang belum datang~, tapi karena dicium Aisy.

Shafa menyentuh pipinya yang hangat. Dia yakin wajahnya pasti sudah merah sekarang.

"Zara, kau okay?" tanya Keisha.

"Okay!" jawab Shafa.

"Dian, kau lihat ada yang aneh dengan si Zara gak?" bisik Keisha.

"Aneh apanya?" tanya Dian lemot. Kayaknya kalau dia diceburin ke laut bisa langsung pinter itu. Garam kan bisa bikin cerdas, katanya. Kali aja lemotnya Dian langsung raib.

"Zara kemarin kan murung kayak orang sakit panas, sekarang dia senyumsenyum sendiri. Kayaknya teman kita itu tak waras deh," ucap Keisha.

"Kau yang tak waras. Sejak kapan orang sakit panas murung? Ngaco. Itu yang panas, badan apa hati? Pakai murung segala macem?" balas Dian.

Iya juga sih, orang sakit panas biasanya diemdiem bae tidur sambil meracau. Atau kalau yang sakitnya bocah ya pasti merengekrengek ke Mamanya bukan malah diam.
Tapi yang murung pun ada juga kayaknya. Aisshhh ngomong apasih itu? Uhh tahu dah.

"Ish kau gak nyambung banget. Kita lagi bahas Zara lah. Kau tak khawatir apa dengan perubahan emosi Zara? Bentarbentar tak bersemangat, bentarbentar senyumsenyum gak jelas, ini kalau bentar lagi dia nangis meraung sampai seisi sekolah ini dengar bagaimana?"

"Woy kunci karatan, Zara belum terlalu gila untung meraung tak jelas," kata Dian lagi.

"Oyy kalian. Kalau mau ngomongin orang itu pandang siang tengok malam lah. Yang kalian bicarain ada di depan mata kalian," sampuk Shafa.

"Ngomongin di depan salah, ngomongin di belakang apalagi. Hadeuh!" keluh Keisha.

"Hidupmu emang serba salah Kei oyy!" ledek Dian.

"Kurang ajar!" cebik Keisha. "Eh Zara. Btw, kau kenapa senyumsenyum tak jelas barusan?" tanya Keisha.

"Gak kenapakenapa," jawab Shafa.

"Kau lagi jatuh cinta ya, Ra?" duga Dian.

"Wuttttssss? Jatuh cinta apaan. Enggak lah!" bantah Shafa.

"Kemarin kau galau, sekarang kau ceria kayak orang yang baru diterbangin ke langit menyentuh awan yang lembut dan manis seperti gulagula kapas. Itu ciriciri orangorang dilanda cinta tahu gak," jelas Dian.

"Bicaramu seolah kau pernah jatuh cinta saja," cebik Shafa.

"Oyy jangan salah. Aku ini sudah pernah jatuh cinta," bela Dian.

"Iya, Ra. Si Dian ini pernah jatuh cinta. Tapi cintanya kandas sebelum terbalas. Naas duuuhhhh!" timpal Keisha. "Ngejar Abang Arka yang jelasjelas tak suka. Malumaluin. Kalau aku jadi kau, aku pasti dah gali lubang di tanah terus ngubur diri sendiri oyy Dian oyy."

"Peak! Kau kan juga sama!" marah Dian sambil memukul Keisha pakai penggaris.

"Yaa Allah, buatlah guru kami cepat datang. Aamiin!" ucap Shafa yang tak tahan dengan drama Keisha dan Dian.

"Assalaamu'alaikum!"

'Alhamdulillah. Anak sholehah memang langsung dikabul do'anya,' ucap Shafa dalam hati.

"Wa'alaikumussalaam!" jawab semua murid.

Shafa melihat ke depan dan terkejut karena yang datang bukan gurunya.

"Hey ayo antar aku ke guru piket!" bisik Keisha.

"Mau ngapain?" tanya Dian.

"Mau izin. Rasanya aku mau nyari Wedding Organizer sekarang juga. Itu siapa yang di depan? Cakep banget emaaakkkk. Rasanya aku pengen langsung sebar undangan nikah," kata Keisha tanpa mengalihkan pandangan dari pria di depan kelas.

Promise ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang