***
Aisy terlihat sangat tak puas hati dengan yang dikatakan Shafa. Dia pikir Shafa akan takut dan menurutinya, ternyata tidak.
Shafa sendiri sebenarnya tak enak pada Aisy.
Setelah masak tadi, dia tak sengaja melewati kamar Tuan Fajri.
Tuan Fajri sedang batukbatuk sambil berusaha mencari obatnya. Shafa memperhatikan di belakang pintu secara senyap. Setelah melihat keadaan Tuan Fajri, dia benarbenar tak mau membebani Kakeknya lagi.Shafa juga tahu tentang obrolan Tuan Fajri dan Almarhum KakekAdam. Beberapa hari sebelum meninggal, dia datang ke rumah Shafa. Tanpa sengaja Shafa mendengar perbualan mereka.
KakekAdam menyuruh Tuan Fajri berjanji untuk menikahkan Shafa dan Izzie, dan Tuan Fajri sudah mengiyakan.
Meskipun Tuan Fajri tak pernah memaksa Shafa, tapi Shafa tak mau Kakeknya jadi orang yang ingkar terhadap janji. Shafa satusatunya keluarganya, apa pun yang dilakukan Shafa itu akan mempengaruhi maruah Tuan Fajri..
.Yang lain sudah masuk tidur. Shafa yang hendak minum melihat Aisy duduk sendirian di dapur.
"Oom!" panggil Shafa.
Aisy menoleh pada Shafa. Aisy bangun dan hendak pergi. Tapi Shafa menarik bajunya, membuat Aisy berhenti.
"Aku minta maaf!" ucap Shafa.
"Apa yang membuatmu setuju dengan pernikahan ini?" tanya Aisy.
"Kakek! Aku tak bisa mengecewakannya," jawab Shafa.
"Kau sudah bersedia dhzahir bathin kah untuk jadi isteri?" tanya Aisy lagi.
Shafa diam tak menjawab. Dia akui dia belum siap.
Aisy tersenyum sinis lalu berjalan pergi.
"Aku membutuhkan Oom!" ucap Shafa membuat Aisy berhenti lagi.
Dia berbalik menatap Shafa.
"Aku hanya tinggal berdua dengan Kakek. Aku membutuhkan seseorang yang bisa menjaga kami. Ah tapi tunggu dulu, jangan berpikir aku hanya akan menjadikan Oom semacam bodyguardku. Bukan seperti itu. Aku butuh seseorang yang bisa menjaga, melindungiku, berada di sampingku, membimbingku. Selama ini aku selalu bergantung pada Kakek. Aku tak ingin menyusahkannya lagi."
"Jadi maksudnya sekarang kau ingin menyusahkanku begitu?"
"Bukan begitu."
"Lalu?"
"Aku tahu Kakek mengkhawatirkan masa depanku. Dia tahu aku selalu kesepian, tak punya teman. Setidaknya kalau aku sudah menikah dengan Oom dia tak akan khawatir lagi. Dia akan bisa tenang karena ada seseorang yang akan menjaga, melindungi, menemani cucunya." Shafa terus saja mengulang ucapannya.
"Tanpa harus menikahimu pun aku bisa menjaga kalian, jika hanya itu yang kau mau."
"Itu tak sama."
Aisy terlihat seperti berpikir.
"Oom!" panggil Shafa karena Aisy hanya diam saja.
"Bisa gak kau berhenti memanggilku 'Oom'?" kata Aisy kesal.
"Tak janji. Lidahku sudah nyaman manggil 'Oom'," balas Shafa.
"Ini sebabnya aku tak suka anak kecil. Susah diatur!" gumam Aisy.
Shafa menggigit bibir. Sepertinya dia salah bicara."Aku berjanji akan berusaha dewasa. Tapi Oom harus janji akan menerimaku."
Aisy memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Memandang Shafa dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise ✔
RomanceWhen you try to fix the broken one... Kita bersatu karena janji., Pun kita berpisah karena janji. Janjimu ... janjiku ... Janji kita dan janji mereka., janji yang mana yang tak akan teringkari? p/s: AWAL PUBLISH 2018 MEI 2020 UNPUBLISH AGS 2020 R...