🖤41🖤

12.3K 528 51
                                    

***

Shafa masih setia menyirami kakaonya.
Semuanya ada empat pohon.

"Astaghfirullah!" Shafa terkejut karena dipeluk tibatiba.

"Pagiiii Shafa!" ucap Alisya.

"Yaa Allah Kakak. Membuatku terkejut saja. Kenapa tibatiba meluk kayak gini? Baru dilamar Arka ya?"

"Tiap hari pun aku dilamar."

"Huweekkk!" ucap Shafa dengan ekspresi ingin muntah.
"Dilamar tapi ditolak terus. Arka nyari cewek lain tahu rasa lho."

Alisya langsung melepaskan pelukan. Shafa langsung menoleh padanya.

"Hahah takut ya? Makanya terima saja lah Kak."

"Ish kau ini. Aku masuk lagi saja lah."

Shafa hanya menggelengkan kepala melihat Alisya pergi. Setelah itu dia mulai menyirami pohonnya lagi.

"Aneh sekali Kak Alisya," gumam Shafa.

Puas menyiram, Shafa berniat masuk ke rumah.

"Bocah bodoh!"
Aisy tibatiba datang lalu memeluk Shafa erat. Shafa terkejut.

"Ada apa?" tanya Shafa. "Oom okay? Kenapa pulang lagi? Ada yang tertinggal?"

Aisy semakin mengeratkan pelukan.
"Kenapa kau tak bilang?" tanya Aisy pelan.

"Bilang apa?" tanya Shafa bingung.

"Kau benarbenar bodoh."

"Laahhh!" Shafa mencoba mendorong Aisy tapi tak bisa. Aisy mengangkat kepala memandang Shafa, tapi tetap tak melepaskan pelukan.
"Beraniberaninya mengataiku bodoh!" marah Shafa.

"Kenapa kau rahasiakan dariku hurm?"

"Rahasiakan apa ish?"

"Baby kita!"

"Erk!" Shafa kelu. Aisy tahu.
"Akk...aku tak rahasiakan. Kan aku sudah mengatakannya berkalikali tapi Oom tak percaya."

"Itu karena kau selalu terlihat mainmain dan tak bicara secara serius padaku tentang ini."

"Cowry," ucap Shafa tak mau berdebat. Kasian baby.

"Sudah 4 bulan kan?" tanya Aisy.

"Ya hampir. Eh kok Oom tahu?"

"Aku kan bapaknya, pasti lah tahu."

"Ciiihhhh bapak macam apa yang harus nunggu empat bulan baru ngeh kalau anaknya 'ada'?"

"Aku mencintaimu!" ucap Aisy sambil mencium kepala Shafa.

"Mengalihkan pembicaraan!" cebik Shafa. "Sudahlah lepaskan aku. Aku mau masuk ish. Dingin."

"Dalam pelukanku pun kau masih dingin?"

"Iyalah, yang meluk kan ICE." Shafa menegaskan perkataan ICE nya.

"Alah ... ice dalam diriku dah lama cair dah."

"Whatever!" Shafa mengigit bahu Aisy sehingga pelukan terlepas. Setelah itu dia masuk ke dalam.

"Hey tunggu!" Aisy meraih tangan Shafa lalu berjalan masuk bersama sambil berpegangan tangan. Aiiissshhh.

"Abang tak kerja?" tanya Alisya saat melihat Shafa masuk dengan Aisy.

"Nope! Hari ini mau menghabiskan waktu berdua dengan bocah ini," jawab Aisy.

"Kakak mau kemana?" tanya Shafa pula yang melihat Alisya seperti hendak pergi.

Promise ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang