***
"Apa yang terjadi?" tanya Dep separuh berbisik. Dia tak mau mertuanya dengar. Mertuanya sama sekali tak tahu kalau Selvia hamil.
Alfa menceritakan yang terjadi pada Dep.
"Hmm Al ... terus rencana kita gimana? Batal? Keadaan Shafa kan sedang tak baik sekarang," ucap Dep.
"Tak mungkin batal. Sudah kebiasaan tiap tahun. Lagipula apa yang akan kita katakan pada Mami dan Papi nanti kalau tak jadi. Pokoknya nanti lakukan sesuai rencana okay?"
Dep mengangguk.
"Kau beritahu Alisya. Aku mau liat Shafa dulu ke kamar!" arah Alfa.
"Baiklah!" Dep pun pergi ke kamar Alisya.
.
.Shafa duduk di atas kasur sambil memeluk boneka kacangnya. Dia masih memikirkan yang terjadi pada Selvia. Benarkah Selvia tertekan dengan sikapnya? Dia hanya ingin mencoba berbuat baik saja.
"Jangan dipikirkan lagi!"
"Tapi mungkin saja itu memang salahku, Abang. Baby itu pergi karena aku," ucap Shafa.
Alfa mendekat pada Shafa lalu memeluknya.
"Kau telah melakukan hal benar. Tidurlah! Kau harus istirahat."
Tanpa sadar Shafa pun tertidur.
***
Tidur Shafa terganggu karena ada tangan yang mengusik wajahnya.
"Kakaaaaakkkkk, Abang ... wake up!"
Shafa mulai membuka mata setelah mendengar teriakan Aufa.
"Ish Fafa ... Kakak ngantuk lah ish!" ucap Shafa sambil mengumpulkan nyawa. Dia memandang Alfa yang tidur di sampingnya. Dia baru ingat semalam dia tidur dipeluk Alfa.
"Kenapa bangunin Kakak?" tanya Shafa pada Aufa.
"Barakallah fii umriik!" ucap Aufa sambil mencium pipi Shafa. Setelah itu dia memeluk Shafa erat.
Shafa terkedu. Aiiisshhh dia lupa kalau hari ini ulang tahun.
"Barakallah fii umriik, sayang!"
Shafa langsung menoleh ke arah lain. Ada orangtuanya, Dep dan Alisya di sana.
Semuanya bergiliran memeluk Shafa.
"Woy bangunlah!" Shafa menendangnendang tubuh Alfa yang masih tidur.
"Apa?" ucap Alfa yang merasa tidurnya terusik.
"Abang gak mau say sesuatu padaku?"
Alfa mengerutkan dahi. Melihat sekeliling, sudah ada keluarganya sedang menatap ke arahnya.
"Bilang apa? Gak ada!" jawab Alfa."Ish Abang! Abang lupa ya?"
"Mana mungkin." Alfa tersenyum lalu memeluk Shafa erat. "Barakallah fii umriik my stupid girl."
"Timekacih Abang!"
"Yasudah sekarang kita turun. Ayo!" ajak Frindhie.
Setiap ada yang ulang tahun biasanya mereka akan berkumpul di ruang keluarga dan berdo'a bersama. Tak ada kue, tak ada tiup lilin. Hanya berkumpul bersama saja. Hanya tiap ulang tahun Alfa saja yang tak begitu. Mereka akan berkumpul tanpa Alfa. Karena Alfa biasanya akan menghilang. Ternyata baru ketahuan selama ini dia pergi untuk melihat Dep karena dia dan Dep ulang tahun di hari yang sama.
Faisa menyiku Alfa saat melihat Shafa sepertinya tak banyak bicara dan tak seceria tahun kemarin.
"Izzie pasti datang besok," ucap Faisa membuyarkan lamunan Shafa.
"Dia kan harus menemani Marwah. Tapi pasti besok dia datang," tambah Faisa. Yang Faisa dan Frindhie tahu, Selvia sakit dan harus dirawat. Tapi mereka tak tahu Selvia keguguran.
![](https://img.wattpad.com/cover/137022116-288-k50322.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise ✔
Любовные романыWhen you try to fix the broken one... Kita bersatu karena janji., Pun kita berpisah karena janji. Janjimu ... janjiku ... Janji kita dan janji mereka., janji yang mana yang tak akan teringkari? p/s: AWAL PUBLISH 2018 MEI 2020 UNPUBLISH AGS 2020 R...