🖤12🖤

9.5K 461 80
                                    

***

Tak fokus!
Aisy masih memikirkan Shafa yang jelas sekali kecewa. Shafa tak bisa menyembunyikan apapun darinya. Terlihat kesedihan di wajah Shafa.
Jika sebelumnya Aisy seperti tak peduli dengan Shafa, tapi kali ini dia sangat merasa bersalah.

Mungkin Shafa terlihat seperti anak kecil manja yang ngambek hanya karena hal kecil. Tapi tidak bagi Aisy. Shafa berhak marah padanya. Sudah hak Shafa mendapat perhatiannya.
Aisy tahu benar Shafa mencintainya. Dan Shafa tak pernah meminta hal aneh sebagai balasan perasaannya. Shafa hanya ingin perhatiannya saja.

"Izzie, antar Marwah ke kampus!" ucap Nita.

"Dep kemana? Aku harus jemput Shafa," balas Izzie.

"Dep sudah berangkat duluan tadi. Kamu antar Marwah ya!" pinta Nita.

"Kenapa tak bareng Mama saja nanti?" Aisy masih mencoba menolak.

"Mama tak ke kampus hari ini. Plisss antar Marwah. Kasian dia."

"Baiklah!" Aisy mana tega melihat Mamanya memohon.

.
.

"Sorry, bisa gak kau duduk di jok belakang?" ucap Aisy pada Selvia yang hendak masuk mobilnya.

Selvia tampak bingung.

"Kita bukan mahram lah. Lagipula nanti istriku akan duduk di sana!" jelas Aisy.

Bukan mahram apanya. Padahal sebelum nikah pun Aisy pernah semobil dengan Shafa dan Shafa duduk di depan. Alasan!

Selvia akhirnya akur dengan keinginan Aisy.

"Eh Abang, maaf. Dasi Abang tak rapi," ucap Selvia.

"Ah...euh thanks!" balas Aisy sambil merapikan dasinya. Padahal dia sengaja agar Shafa merapikannya nanti. Tapi dia juga tak enak sudah ditegur seperti itu, terpaksa dia rapikan dulu dasinya.

'Sorry bocah!'

"Izzie, kau okay?" tanya Irwan.

"Hmm!" jawab Aisy.

"Istri bocahmu melakukan hal apalagi sekarang? Biasanya kau akan terlihat kacau seperti ini hanya jika isterimu buat ulah. Kali ini dia ketahuan pacaran dengan teman sebayanya atau apa?" tanya Irwan lagi sambil terkikik.

"Mulutmu itu tak ada insurancenya ya," marah Aisy.  "Dia sedang marah padaku bukan ketahuan pacaran. Kau pikir istriku itu wanita macam apa hah?"

"Hahah chill lah bro. Pasti kau membuatnya kesal lagi ya? Kan sudah kubilang tunjukkan saja rasa sayangmu itu. Jangan membuatnya kesal terus."

"Dia masih kecil lah."

"Memangnya kenapa? Menunjukkan kasih sayang itu bukan hal terlarang oyy. Mau istrimu bayi sekalipun kau harus menunjukkan perasaanmu itu. Jangan sampai dia merasa tak dicintai lalu perlahan pergi darimu dan kemudian menemukan pangeran impiannya di luar sana," jelas Irwan.

"Pangeran impian apa. Ini bukan negeri dongeng!" cebik Aisy.

"Kau tak paham atau purapura tak mengerti? Bocah seperti dia itu pasti punya khayalan untuk dapat prince charming. Kalau dia tak menemukan sosok pangeran khayalannya di dirimu dia pasti akan cari pria lain."

Aisy memikirkan perkataan Irwan yang ada benarnya juga. Shafa masih muda. Kalau dia jatuh cinta lagi pada pria lain bagaimana? Dia sudah mulai menyayangi Shafa. Tak mungkin dia akan membiarkan Shafa menemukan sosok pangeran impian dalam diri pria lain.

Promise ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang