🖤26🖤

13.1K 547 67
                                    

⚠⚠⚠
Bingung mau publish part ini. Apalagi setelah sadar kalau reader cerita ini kebanyakan anakanak remaja banyak anak kecil mamiiii wkwkw Ampuni aku Yaa Allah!!!
Anak kecil skip saja part ini ya chuyunk ya.
Apalagi ini bulan puasa.
Tadinya mau publish lebaran aja tapi kelamaan. haha
kata adipe mah Take ur own risk lah ya pokoknya!!! xD

***
Sudah beberapa hari sejak Aisy bilang I Love You pada Shafa. Saat itu Shafa hanya diam tak menanggapi, pertama kali Aisy mengatakan itu adalah saat Aisy memutuskan menduakannya. Shafa jadi takut Aisy akan melakukan hal yang menyakitkan hatinya lagi karena tibatiba bilang begitu. Shafa tak bisa berhenti memikirkan kemungkinankemungkinan buruk yang mungkin terjadi.

"Shafa!" panggil Aisy. Itu sudah keempat kalinya Aisy memanggil Shafa, tapi Shafa hanya melamun.

"Ah iya kenapa?" tanya Shafa.

"Ada apa hurm?" tanya Aisy khawatir.

"Tak apa!" jawab Shafa.

"Serius?"

"Iya! pulanglah, sudah malam!" halau Shafa.

"No, malam ini aku tidur di sini. Beberapa hari ini aku turuti keinginanmu untuk pulang agar keberadaanmu tak ketahuan. Tapi sekarang tak akan. Aku tak bisa meninggalkanmu sendirian seperti ini," ucap Aisy.

Tibatiba Shafa bangun lalu duduk di pangkuan Aisy dan tangannya dilingkarkan ke leher Aisy, dagunya dilabuhkan ke bahu Aisy.
"Kalau begitu jangan pergi! Stay here!" ucap Shafa.

Aisy mengelus punggung Shafa. 'Apa yang sebenarnya mengganggu pikiranmu?' batin Aisy.
"Kita tidur sekarang yuk!" ajak Aisy.

Shafa hanya diam. Tak mengiyakan atau menolak.

Aisy bangun dari sofa sambil menggendong Shafa ke kasur. Dia menidurkan Shafa lalu menyelimutinya.
"Tidurlah! Jangan lupa baca do'a!" ucap Aisy sambil mengelus kepala Shafa.

Shafa merapatkan dirinya pada Aisy dan memeluk Aisy erat.

***

Keesokan paginya Shafa bangun dengan Aisy di sampingnya.

"Hey bangun!" Shafa menggoncangkan tubuh Aisy.

Aisy menggeliat kecil lalu membuka mata.

"Selamat pagi!" ucap Aisy sambil tersenyum.

"Kenapa kau tak pulang?" tanya Shafa.

"Kau yang menyuruhku stay," jawab Aisy.

"Jangan mengada!" cebik Shafa.

Aisy tersenyum lalu turun dari kasur. Shafa yang jutek sudah kembali sepertinya, padahal semalam dia manja sekali.
"Come! Sebaiknya kita sholat subuh dulu," ajak Aisy.

"Aku bisa sendiri!" Shafa turun dari kasur tanpa menyambut huluran tangan Aisy.

Shafa masuk ke kamar mandi. Setelah pintu ditutup rapat dia menekup wajahnya dengan kedua tangan. "Huaaaa Shafa apa yang kau lakukan semalam? Kau memintanya jangan pergi. Bodohbodohbodoh. Memalukan!" marah Shafa pada diri sendiri. Dia merasa malu pada Aisy makanya dia purapura lupa tentang hal semalam.

.
.

Setelah sholat berjama'ah dengan Aisy, Shafa turun untuk membuat sarapan.

Tibatiba Aisy muncul di belakang Shafa dan mengikat rambut Shafa yang terurai. Dari tadi Aisy memperhatikan Shafa yang sebentarsebentar mengibasngibas rambutnya yang menghalangi wajah. Tangannya sedang sibuk memotong bawang. Aisy luchu sendiri melihat Shafa yang kerepotan menghadapi rambut yang mengganggunya itu. Salah sendiri tak ikat dulu tadi.

Promise ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang