***
Perubahan sikap Aisy benarbenar mengganggu Shafa. Dia jadi tak enak hati.
"Shafa!" panggil Selvia.
"Eh ada apa Kak?" tanya Shafa.
"Aku bosan. Mama tak mengijinkanku ikut membantu," jawab Selvia yang langsung duduk di samping Shafa.
"Iya aku juga. Bosan sekali!"
"Hmm rumah kalian bagus," ucap Selvia tibatiba.
"Ah ini Abang Aisy yang buat. Awalnya aku tak tahu kewujudan rumah ini. Dulu aku diajak kesini setelah ujian sekolahku selesai."
Shafa mengingat saat pertama kali Aisy mengajaknya ke rumah ini. "Dulu rumah ini masih kosong saat aku datang.""Kau malang sekali."
"Hah?"
"Kau malang karena aku datang dalam hidupmu. Membuatmu harus menunggu lama untuk tinggal di istana yang Abang Izzie bangun. Aku minta maaf."
"Sokay. Bukan malang sebenarnya, tapi aku yang lemah saat berhadapan dengan takdir. Seandainya dulu aku lebih kuat. Uhh tapi tak seharusnya juga ada kata seandainya kan?"
"Shafa, aku mau bicara sesuatu padamu."
"Apa?"
"Sebenarnya bayi yang kukandung itu bukan ...."
"Aku tahu!" potong Shafa. Dia menoleh pada Selvia lalu tersenyum. "Tak usah mengatakan apapun. Baby sudah damai sekarang. Dia anak kita kan?" Shafa berpaling menengadah menatap langit.
"Kenapa kau sangat menyayangi anak itu?" tanya Selvia.
"Karena aku mencintai Abang Aisy. Seperti yang dulu Kakak katakan. Aku mungkin terlalu mencintai suamiku sampaisampai aku bisa menyayangi anaknya yang sedang dikandung wanita lain."
"Tapi kan kau tahu anak it ...."
"Perasaanku pada baby tetap tak berubah. Abang Aisy bilang itu anaknya ya berarti anaknya. Aku tetap menyayanginya seperti Abang Aisy yang tetap mengakui itu anaknya."
"Aku jadi ingin secepatnya bercerai."
"Kakak!"
"Aku sudah mengajukan cerai. Anggap saja itu hadiah ulang tahun dariku untukmu."
"Kakak masih mencintai Abang Aisy?" tanya Shafa.
Kali ini Selvia yang menatap Shafa.
"Iya. Tapi aku ingin memulai hidupku dengan benar. Maksudku, aku tak ingin menyakiti wanita lain lagi. Aku ingin menciptakan kebahagianku sendiri, bukan mengambil. Sebelumnya kupikir aku akan bisa mendapatkan semuanya. Keluarga, pria yang kucintai. Aku mungkin terlihat memilikinya tapi sebenarnya tidak. Aku tak akan mendapatkan apapun jika jadi perampas. Huft sudahlah lupakan. Oh iya ... Kak Dep kesayanganmu itu dari tadi terus menatap kesini. Dia pasti khawatir aku melukaimu. Jadi aku pergi dulu ya. Mungkin ada sedikit yang bisa kulakukan di dalam."
Selvia pun bangun dan pergi meninggalkan Shafa.Shafa kembali termenung menatap langit. Keinginan untuk memiliki dalam mata Selvia sudah tak sekuat dulu. Dia tahu Selvia ikhlas mengatakan hal tadi padanya.
"Dia yang terlihat memiliki segalanya ternyata tak memiliki apapun. Dan aku yang terlihat kehilangan semuanya ternyata masih punya segalanya," gumam Shafa. "Aku seperti orang jahat sekarang. Benarkah ini? Apakah membiarkan Oom Ice menceraikannya adalah jalan terbaik? Dia sedang rapuh, Shafa. Kau jahat sekali! Ah tidak ... mungkin akan terdengar kasar. Tapi aku tak jahat. Dia yang tahu diri."
Shafa seolah sedang berperang dengan nuraninya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise ✔
RomanceWhen you try to fix the broken one... Kita bersatu karena janji., Pun kita berpisah karena janji. Janjimu ... janjiku ... Janji kita dan janji mereka., janji yang mana yang tak akan teringkari? p/s: AWAL PUBLISH 2018 MEI 2020 UNPUBLISH AGS 2020 R...