🖤21🖤

12.7K 578 121
                                    

***
Aisy sangat bersemangat pergi ke kantor. Seawal pagi dia sudah bersiapsiap. Tak sabar bertemu dengan Shafa.

"Bang, tumben kau sarapan!" ucap Arka saat Aisy duduk di depan meja makan.

Nita, Adhy dan Selvia pun sepertinya terkejut.

"Tak boleh kah?" tanya Aisy sambil mengoles cokelat ke roti.

"Aneh saja. Sudah lama kau tak pernah sarapan di rumah. Kenapa tibatiba begini?"

"Memenangkan hati seseorang itu butuh tenaga!" jawab Aisy.

"Ciihhh mau buka cabang baru?" tanya Arka.

Selvia yang dari tadi menunduk menatap Aisy setelah mendengar pertanyaan Arka.

Aisy memandang Arka sambil menampakkan senyum aneh. Arka tibatiba merinding melihatnya.

"Aku berangkat duluan!" ucap Arka lalu pergi dari meja makan. Seram melihat Aisy senyum.
"Sakit jiwa kayaknya. Atau dia kerasukan? Tapi makhluk apa yang mau merasuki devil macam dia," gumam Arka saat berjalan keluar.

"Kamu mau buka cabang perusahaan baru?" tanya Nita.

Aisy menghentikan suapannya.

Emaknya ini lambat paham juga ternyata. Atau memang purapura gak paham?

"Mau cari istri baru!" jawab Aisy lalu pergi.
"Eh Assalaamu'alaikum!" ucap Aisy sambil menoleh kembali ke belakang. Setelah itu dia benarbenar pergi.

"Aku naik ke atas dulu!" ucap Selvia meninggalkan Adhy dan Nita berdua.

"Apa Izzie tak memikirkan perasaan Marwah saat mengatakan itu?" kata Nita pada Adhy.

"Dulu kau juga tak memikirkan perasaan menantumu yang lain. Fair and square kan?" ucap Adhy sambil mengesat mulutnya dengan serbet.

"Abang, kau tahu benar aku juga sangat sayang pada Shafa."

"Aku tahu!"

"Lalu kenapa Abang seakan menyalahkanku seperti yang dilakukan anakanak kita?" Kata Nita tak puas hati. "Bukankah selama ini Abang selalu mendukungku?"

"Kau salah paham. Aku membelamu karena tak ingin anakanak kita hilang hormat terhadapmu," jawab Adhy.

"Aku tak menyalahkanmu, tapi aku juga tak membenarkan yang kau lakukan. Sebagai kepala keluarga aku sudah jelaskan dari awal baik dan buruk dari tindakan yang akan kau lakukan. Aku sudah mengarahkanmu untuk memilih jalan yang terbaik dan tak memilih hal yang akan membuatmu menyesal. Tapi pada akhirnya kau yang memutuskan sendiri. Dan mau tidak mau aku harus menerima keputusanmu dan bertanggung jawab atas semuanya," ucap Adhy lalu bangun.

"Oh iya ... harusnya kau tak usah keberatan kalau Izzie mau mencari istri lain."

"Aku tak mau kehilangan Marwah seperti aku kehilangan Shafa."

"Aku tak mau anakku tak bahagia."
Kalimat terakhir yang Adhy ucapkan sebelum dia pergi.

***
Arka sudah berada di kafe miliknya. Pagipagi dia memang akan nongkrong di sana.

Sebenarnya Arka punya hotel yang dia bangun dengan dimodali oleh Aisy.

Tapi Arka memang sifatnya seenaknya dan tak mau diatur oleh apapun dan siapapun. Jadi dia akan datang ke hotel semaunya dan tidak memakai pakaian formal seperti orang lain. Dia lebih suka memakai jeans yang sedikit di bawah lutut dan T-shirt seperti yang sekarang dia gunakan.

"Woy!" sergah Dep.

"Aku tak kaget dah!" ucap Arka. "Ada apa kau kemari?" tanya Arka.

"Aku bolos kerja!" jawab Dep sambil tersenyum.

Promise ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang