"Dimakan, jangan cuma dilihatin."
Gue, yang memang lagi bengong, kaget setengah mampus waktu tangan kanan Joshua ngangkat sendok bubur ayam gue.
"Mau disuapin?"
"Tempat umum," kata gue yang langsung ngambil alih sendok dari tangan Joshua. Dia senyum, habis itu nepuk-nepuk puncak kepala gue.
"Iya, aku tahu. Udah, dimakan dulu. Jangan mikirin yang lain-lain sekarang. Jangan jadi sakit. Kita mau foto bareng."
Nggak bisa.
Gue kepikiran sesuatu.
Sebuah misteri, gimana caranya gue bisa bertahan buat nggak balesin chatnya dan angkat telponnya selama dua hari ini padahal gue sayang banget, kangen banget, dan dia selalu manis banget. Apa gue mati suri ya dua hari kemarin? Sampai-sampai bisa tahan gitu? Hmm. Nonsense.
"Sayang, kamu mau makan yang lain?" tanya Joshua yang bikin gue kaget gila. Fokus gue sejak mutusin dia di pantai emang udah ambyar—gue jadi sering bengong dan gampang kaget. Parah. "Kalo iya, ya udah ayo pindah aja."
"Engga, Josh, engga." Gue akhirnya ngambil satu sendok dan makan. Joshua senyum.
"Rabu nanti, habis foto studio di KMG, ketemu mama ya?"
"Hah?" Gue melotot, yang tadinya mau nyendok bubur ayam lagi mendadak ke-pause. "Ketemu mama kamu?"
"Iya." Joshua ngangguk. "Kata mama, dia pengen ketemu kamu."
"Mau dimarahin ya, karena bikin anaknya nggak nurut?"
Joshua malah ketawa kecil. "Bukan. Mau ditanyain kapan siap jadi menantunya."
Gue ikutan ketawa. "Apaan orang pacaran baru jalan tiga bulan, masa ditanyain begituan."
"Berarti masih pacaran kan? Nggak jadi ngeyel minta putus kan?"
Hadeu, kalo ngga lagi pegang sendok udah gue toyor nih sumpah. Gue nggak jawab, dan milih buat ngelanjutin makan. Joshua asyik ngetawain gue yang lagi kelihatan bego.
__________"Nanti sore aku jemput lagi deh," kata Joshua pas gue lagi nyopot seatbelt. "Anterin beli baju."
"Buat?"
"Foto." Joshua senyum lagi. Hari ini dia banyak senyum. Gue makin nggak sehat karena terlalu sering deg-degan. "Baju warna hitamku lagi dicuci ternyata."
"Ya elah ini masih Senin. Rabu udah kering kali, Josh."
"Emang. Kan niat utamanya bukan beli baju, tapi jalan sama kamu."
"Ini aku bahkan belum keluar dari mobil," kata gue, malu.
"Kayaknya aku nggak terbiasa jauh-jauh dari kamu deh. Selama KKN kan kita ketemu hampir 24/7."
Gue senyum. "Ya udah, iya. Jam 4 ya, jangan kesorean."
"Call."
Gue keluar dari mobil, Joshua ngebuka kaca dan dadahin gue sambil senyum. Gue otomatis ngangkat tangan, bales dadahin, dan senyum. Gue lega aja, ngga tau gimana respon mamanya Josh nanti—yang penting gue lega.
_________
"Mau kemana? Perasaan abis pergi deh tadi?"
Yeri, tiba-tiba muncul di pintu kamar gue sambil bawa baju-baju setumpuk. Kayaknya abis ngangkatin jemuran.
"Iya, mau pergi lagi. Nganter Joshua beli baju buat foto studio."
"Mau foto studio apa foto prewedding?" Yeri nanya sambil ketawa ngakak dan kabur ke kamarnya. Adek-adek kos memang gaje tingkat dewa. Tapi gue sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine 1.0 [✔]
FanfictionOneshot compilation, except; Mingyu - Love War Wonwoo - Lover Materials Seungcheol - Comfort Zone Joshua - KKN Zone I'm really sorry, because I think this book was written in a really bad way-no PUEBI, I mean (except for Comfort Zone and KKN Zone...