"Jun, lo ngapain di sini?" tanya gue begitu berhasil berdiri sempurna. "Bukannya lo kuliah di Tiongkok?"
Jun malah tebar senyum yang sukses bikin gue deg-degan setengah mampus. Kayaknya dunia perkuliahan bikin dia lebih memperhatikan diri sendiri. Mantan pacar gue yang pas SMA bodo amat sama penampilan dan perawatan kulit, sekarang jadi super fashionable dan mulus setengah mampus (lagi). Wah...gila.
"Gue lagi liburan, nih," jawab doi akhirnya—sukses mengembalikan gue ke dunia nyata setelah beberapa detik mengagumi penampilannya. "Lo sendirian aja?"
Ini pertanyaan menjebak.
Gue nggak yakin maksud dia adalah: "Lo sendirian aja ke toko bukunya?" atau "Lo masih sendirian aja nih?"
Jadi, gue memutuskan untuk menjawab dengan, "Iya, gue sendirian aja soalnya cowok gue ada urusan di kampus."
Seriusan, gue nggak bermaksud buat pamer ke Junhui kalo udah move on. Ya tapi gue emang nggak mau kelihatan jomlo di depan mantan—wait! Gue emang nggak jomlo, astaga!
"Gue juga sendirian, nih," ujar Junhui sembari meletakkan buku yang sedari tadi ia bawa kembali ke tempatnya. "Tadinya gue mau nonton sama Soonyoung. Lo inget dia nggak? Tapi tiba-tiba dia batalin karena pacarnya minta dianter ke dokter gigi."
Gue ketawa—miris, karena tiba-tiba inget Seungcheol. Gue sama Junhui sama-sama korban pembatalan janji oleh dua orang ngeselin sore ini. At least, Seungcheol rapat BEM. Nah, Soonyoung?! Emang ya tuh anak dari SMA masih sama aja. :))
"Lo mau ke mana habis ini?" Junhui nanya lagi. "Mau makan bareng nggak? Kebetulan gue belum makan, nih."
Gue mikir sebentar. Is it okay? I'm not cheating, right? Gue cuma makan sama Junhui. Cuma makan...sama Junhui.
"Okay deh, Jun," jawab gue akhirnya. "Tapi gue mau cari literatur dulu nih buat tugas kuliah. Gue belum nemu."
"Oh, okay." Jun ngangguk. "Gue bantuin, lo cari buku tentang apa? Anyway, lo kuliah di jurusan apa? Gue baru sadar ... kita lost contact begitu gue pindah ke Tiongkok ya?"
Gue ketawa kecil. "Iya, karena lo ganti nomor dan semua ID medsos tapi nggak ngehubungin gue sama sekali, Jun," jawab gue ringan. "Gue kuliah jurusan Ilmu Komunikasi, by the way. Dan gue nyari buku tentang buku."
"Buku tentang buku?"
"Iya, buku apapun yang penting tentang buku. Bisa sejarah buku, cara menerbitkan buku, dan sebagainya."
"Okay, gue bantuin cari di rak nomor 4 dan 5 ya," kata Jun sembari ngelewatin gue menuju rak nomor 4. Dia mulai nyari buku tentang buku—buat gue.
__________
Lima belas menit kemudian, gue sama Jun udah duduk-duduk di meja foodcourt. Nungguin pesenan dateng. Gue pesen chicken pasta, Jun pesen fillet mignon. Sambil nunggu pesenan dateng, kita asyik ngobrolin tiga tahun yang lewat tanpa kabar masing-masing.
Gue baru tahu dia ambil jurusan teater—dan bukan dance seperti yang gue kira selama ini. Dia juga baru satu tahun jadian sama cewek Tiongkok super gemas yang namanya Cheng Xiao. Anyway, dia beneran kasih lihat foto ceweknya di hape dan gue setuju kalau pacarnya ini super gemas. They really look good together.
"Cantik gila, Jun, pinter juga cari cewek cantik lo!" seru gue begitu dia nunjukkin foto Xiao lagi senam ritmik. "Anggun parah!"
"Lo muji diri sendiri dong kalo gitu," jawab doi sambil ketawa. "Kan lo hasil temuan gue juga."
"Hasil temuan. Dikira gue artefak berharga dari jaman megalitikum?" Gue ketawa. It always good to have a flawless conversation with your ex, anyway. "Adik tingkat lo ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine 1.0 [✔]
FanfictionOneshot compilation, except; Mingyu - Love War Wonwoo - Lover Materials Seungcheol - Comfort Zone Joshua - KKN Zone I'm really sorry, because I think this book was written in a really bad way-no PUEBI, I mean (except for Comfort Zone and KKN Zone...