• Chapter Sembilan

2.5K 112 0
                                    

Selamat membaca🤗

Like dan komennya yaa

Aldo berjalan di koridor, tidak sengaja ia menemukan dua pasang makhluk manusia sedang bercengkrama. Tetapi, salah satunya hanya diam, tidak menjawab.

Karena kesal, ia membalikkan badan dan tidak sengaja menabrak seorang perempuan dengan rambut tergerai dan berparas cantik. Aldo belum pernah lihat sebelumnya anak ini, padahal dari SMP ia bersekolah disini.

"Maaf, gue gak sengaja,"

Perempuan itu mendongakkan kepalanya.

"Aldo kan?"

Tuhkan, saking terkenalnya, perempuan ini mengenalnya tapi tidak dengan Aldo. Meskipun banyak yang mengenalinya, namun hanya sedikit orang yang ia kenali.

"Lo siapa? Maaf gue emang gitu, pada tau nama gue tapi gue gak tau nama mereka," Aldo menggaruk bagian belakang lehernya.

"Gue Livia, Livia Annastasya, kenapa lo kelihatan agak gitu sih pas abis liat mereka?" Livia menunjuk Irren dan Rezla duduk menggunakan dagunya.

"Ah biasa aja,"

"Bohong, gue tau."

"Saking ngefans nya ya lo sama gue, jadi tau apa yang gue tau tanpa gue sebutin,"

"Gua bukan pembaca pikiran, daritadi pas gue nanya sama lo sehabis ketabrakan, lo itu kayak aneh gitu,"

"Tau aja." Aldo menjentikkan jarinya di depan Livia.

"Lo kesel ya sama mereka?" Tanya Livia tiba-tiba serays melihat ke arah Rezla yang mulai perhatian dengan Irren tapi, Irren malah cuek.

"Emang kenapa?"

"Gak apa-apa sih,"

"Kenapa sih lo kepo banget," Aldo melipat kedua tangannya, ia mulai curiga kalau Livia adalah seorang siswi yang menyanar jadi wartawan.

"Kalau lo cemburu bilang aja, gue juga cemburu ngeliat mereka deket gitu," Livia tertawa renyah, Aldo menoleh ke arahnya sambil mengernyitkan keningnya.

Disaat Aldo ingin membuka mulutnya, Livia seakan tau Aldo ingin ngomong apa, "iya, gue suka sama Rezla, tapi gak tau sama Rezla nya. Gue sama dia ya emang akhir-akhir ini dekat, lo suka sama Irren?"

Aldo membelalakkan matanya, "itu mah dulu ya, sekarang beda, ternyata cinta bisa berubah jadi benci. Dan gue kira itu cuma ada di novel-novel atau wattpad aja. Ternyata enggak. Gue ngerasain, asli, awalnya gue sempet suka sana Irren, gue juga sempet nembak dia dan dia nolak, tapi lo tau? Dia malah malu-maluin gue di depan umum. Gue malu. Seharusnya dia pikir baik-baik gimana cara nolak orang."

Aldo menghela napasnya lalu melanjutkan lagi ceritanya yang bisa dibilang curhat.

"Setau gue, kan biasanya gue baca novel gitu ya, itu nolaknya itu ya dengan cara bisikin gitu. Disitu dia kayak lupa seakan gue anak kepala sekolah dan dia gak mikir betapa malunya saat dia nolak gue di depan umum. Bahkan sampai anak SMP pun tau masalah ini."

Aldo stres, sementara Livia mengelus pundaknya.

Meskipun Livia memiliki badan yang indah, tetap saja Aldo tidak tertarik.

"Maaf gue jadinya curhat sama lo,"

Livia menggeleng, "gue udah tau hal ini, gue juga udah nebak pasti lo marah sama dia gara-gara hal ini,"

"Ah gue lupa kalau gue itu terkenal ,"

Setelah itu mereka tertawa, dan seketika Aldo membisikkan sesuatu di telinga Livia.

Coldgirl And Badboy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang