• Chapter Dua Puluh Sembilan

1.5K 60 0
                                    

Selamat membaca🤗

Like dan komennya yaa❤

Akhirnya Irren sampai, sampai di
salah satu negara di benua Eropa.

"Akhirnya, sampai juga," Irren menghirup udara dengan senangnya saat tiba di salah satu bandara terkenal di Barcelona.

Mata Livia penuh tanda tanya kepada Aldo, "Do, kita ke apartemen Om Daniel naik apaan? Disini ramai, gue mana bisa bahasa Spanyol."

Aldo yang sepertinya sedang mencari sesuatu dan dia mengamati dari jauh seperti ada seseorang yang melambaikan tangan kepadanya, "kayaknya itu Ayah gue, yuk ikut gue."

Irren dan Livia mengikuti Aldo, melewati sekitar ribuan orang yang sedang menunggu jadwal keberangkatan dan ada juga yang sedang menunggu kedatangan kerabat atau keluarganya.

Mereka bertiga berjalan dan akhirnya sampai di depan lelaki tua yang wajahnya hampir mirip Aldo.

"Yah," Aldo mencium punggung tangan Ayahnya.

"Ini yah, dua teman aku yang nemenin aku ke sini," Aldo menunjuk Livia, "ini namanya Livia," lalu Aldo menunjuk Irren, "dan yang ini namanya Irren, Yah."

Livia dan Irren bergantian mencium punggung tangan Daniel.

"Wah cantik-cantik ya," Daniel memandangi kedua perempuan yang ada di depannya. "Yuk, silahkan masuk mobil nanti Om antar sampai apartemen Om,"

Livia dan Irren masuk ke dalam mobil, mereka duduk di kursi penumpang sedangkan Aldo di sebelah pengemudi.

Selama di perjalanan, Irren memandangi gedung-gedung yang ada. Ingin rasanya ia pergi ke tempat yang penuh sejarah di negara Spanyol ini.

Gedung-gedungnya terlihat indah dan megah seperti istana. Barcelona sangat sama seperti Jakarta, bedanya, Jakarta penuh polusi karena asap kendaraan. Di Barcelona ini, kebanyakan orang memakai sepeda sebagai alat transportasi mereka. Ada juga yang memakai mobil dan motor, tapi tidak sebanyak warga Jakarta yang sampai membuat jalanan macet.

Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah tempat dimana ada bangunan yang dibangun sangat megah seperti istana. Irren mengira itu istana, tapi ia urungkan niatnya itu karena bangunan itu mirip dengan apartemen.

Ternyata itu benar, bangunan itu adalah apartemen milik Ayahnya Aldo, Daniel.

"Silahkan turun, kita udah sampai." ucap Daniel.

Livia, Irren, Aldo turun dari mobil dan seseorang datang, ternyata itu asisten Daniel, namanya Pak Setyo.

"Pak Setyo, ini tamu yang saya bilang kemarin."

Pak Setyo melihat wajah Aldo, "wahh ini Nak Aldo ya. Udah besar ya kamu,"

Aldo mencium punggung tangan Pak Setyo.

Pak Setyo adalah asisten Daniel dari awal mulai perusahaan berdiri di Barcelona ini, Pak Setyo juga turut membantu Daniel bagaimana cara mengembangkan perusahaannya.

"Kalian masuk ya, biar Bapak yang bawain koper kalian," ucap Pak Setyo.

Irren bersama Livia, Aldo dan Daniel masuk bersama. Lalu menaiki lift untuk masuk ke kamar yang sudah disediakan. Irren dan Livia, mereka satu kamar karena ruangan khusus wanita. Sedangkan Aldo, dia sendirian. Kamarnya penuh dengan games-games yang sangat menggoda bagi para gamers.

Irren membuka kamar kunci yang diberika, ia masuk dan disusul Livia di belakang. Awal masuk, mereka sangat terpesona. Kamar ini memang benar-benar di desain hanya untuk wanita, ada juga alat kecantikan dari berbagai jenis merek terkenal yang disediakan dari sini.

Coldgirl And Badboy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang