• Chapter Tiga Puluh Sembilan

2.1K 69 0
                                    

Selamat membaca🤗

Rezla kini masih di rumah Irren, bersama dengan keluarga Irren kini mereka sedang makan malam.

Selesai makan malam, Rezla berniat untuk menginap karena dia yakin, Irren itu akan selamat. Lagipun tidak perlu khawatir dengan kedua orangtuanya, Rezla sudah memberitahu mereka sejak Rezla buru-buru menuju rumah Irren karena ingin memberitahu keadaan Irren tadi pukul 11 siang.

Saat Rezla ingin menyambar tasnya, suara ketukan pintu terdengar berkali-kali.

Siapa coba yang datang malam-malam kayak gini. Batin Rezla.

Disekitarnya tidak ada sang pemilik rumah, entahlah mereka kemana. Di ruang tamu hanya ada Rezla dan Arrel yang sudah terlelap dalam tidurnya.

Akhirnya Rezla membuka pintu, terlihatlah disana perempuan yang ia sayangi. Perempuan itu tersenyum dengan senyum pepsodent.

Rezla segera memeluknya, ia menangis. Baru kali ini Rezla menangis karena ia sangat takut kehilangan Irren.

"Ihh kenapa nangis, gue baik-baik aja kok." Irren mengeluarkan tisu dari tasnya dan mengelap cairan bening yang keluar dari mata Rezla.

"Lo hutang cerita semuanya ke gue dan keluarga lo,"

Rezla teriak memanggil keluarga Irren dan mereka segera memeluk Irren dengan sangat erat. Terutama Maura, ia sangat bersyukur sekali doa terkabulkan.

Anak perempuannya sehat selamat setelah tiba Jakarta.

Raka meminta Irren duduk di sofa menceritakan semuanya.

"Gak bisa besok aja Pah? Irren capek tiga kali translit pesawat," Irren menghela napasnya.

"Kasihan Rezla, dia niatnya mau nginap disini setelah tau kalau ada kecelakaan pesawat,"

Akhirnya Irren cerita.

"Jadi Irren salah ngasih tau jadwal ke Rezla, harusnya jam 10 sampai jakarta, aslinya itu jam 4 sampainya. Irren salah ngasih tau gara-gara terlalu senang mau balik ke Jakarta. Irren bilang jam 10 kan sama Rezla, nah itu sama aja Irren ikut pesawat yang kemarin kecelakaan. Kalau yang Irren bilang sampai jam 4 sore, itu Irren ikut pesawat yang belakangnya.

"Jadi dari London ke Jepang, Irren benar-benar kaget soal kecelakaan itu. Irren ingat kalau Irren ngasih tau ke kalian itu, Irren sampai Jakarta jam 10. Irren mau telepon kalian, tapi Irren lupa kalau sinyal di handphone Irren itu susah banget. Sampai akhirnya Irren berhari-hari gak bisa main handphone."

Terlihat semuanya serius mendengarkan.

"Penerbangan Indo Airlines yang Irren tumpangin itu di alihin dulu ke bandara Singapura, nah dari bandara Singapura baru deh sampai di Jakarta. Bersyukurnya kita gak nambah biaya lagi, biayanya sebagai ganti rugi karena jadwal pesawat di alihin. Dari Bandara tadi untung masih ada taksi, dan supirnya itu udah tua. Irren kasihan, karena jarak dari bandara ke rumah lumayan dekat, jadinya Irren tambahin deh duitnya,"

"Mama sama semuanya disini khawatir tau, apalagi Rezla noh." Ujar Maura.

"Maaf ya, Irren juga kesel gara-gara handphone sinyalnya ilang mulu,"

Tidak lama Rezla diajak bermain playstation oleh Arrel.

Selesai Rezla bermain playstation ia pamit dan sampai di tangga ia terkejut karena ada perempuan berambut panjang dengan baju putih yang kepanjangan.

Ia lebih terkejut ketika perempuan itu mengetahui keberadaannya.

"Gak usah takut, gue Irren, dasar penakut." cibir Irren.

Coldgirl And Badboy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang