• Chapter Enam Belas

1.9K 77 0
                                    

Selamat membaca 🤗

Like dan komemnya yaa❤

Hari Rabu sehabis pulang sekolah, Irren beserta Nilla dan Debby melaksanakan kegiatan mengerjakan tugas bersama. Yang di laksanakan di rumah Irren.

"Ren, nanti kita ke rumah lo ya, habis ganti baju." ujar Nilla sambil merapihkan bukunya.

"Oke, gue tunggu, jangan kelamaan."

"Kalian mau ngerjain tugas?" tanya Rezla.

Pertanyaan Rezla mendapat anggukan kepala dari Irren, Nilla dan Debby.

"Gue ikut boleh gak?"

"Lo sama kelompok lo lah!" sergah Nilla dengan cepat.

"Gue cuma mau ikut aja, gue gak minta gabung ke kelompok kalian."

"Minta sama pemilik rumahnya dulu," ujar Debby.

"Yaudah terserah lo aja deh." jawab Irren dengan pasrah.

"Entar gue ke rumah," Rezla membisikkan sesuatu ke telinga Irren. "Gue mau nyari kembaran gue dulu"

Irren merasa tidak nyaman.

Rezla melambaikan tangan ke Irren, Debby dan Nilla.

"Jangan sampai lupa waktu!" teriak Irren kepada Rezla yang mulai berlari menjauh menuju motornya.

Rezla nampak menengok kebelakang sambil mengacungkan ibu jarinya.

°•°•°•°•°•°•°

"Lo gak ngerjain tugas sama kelompok lo?" tanya Irren karena ia sedang menangkap pandangan Rezla sedang bermain PS dengan Arrel dan Arish.

Semenjak ancaman pindah sekolah yang Irren ajukan, Arrel jadi jarang pulang malam. Sekalinya pulang, gak lebih dari jam sebelas malam.

Tapi tetap saja, ia tidak mau melepaskan dirinya dari putung rokok itu.

"Gue satu kelompok sama Satria. Dia pinter. Palingan tugas dia yang ngerjain," balas Rezla dengan santai.

Jika ia satu kelompok dengan orang-orang yang tergolong anak pintar, Rezla jadi malas mengerjakan tugas bersama.

"Heh, gak boleh gitu. Lo gak boleh ngandelin semuanya ke Satria walaupun Satria pintar, pasti suatu saat dia akan butuh bantuan lo. Lagian, disuruhnya kan tugas kelompok. Dimana-mana kalau dikasih tugasnya itu tugas kelompok, kerjain bareng teman-teman. Bukan ngandelin satu orang aja."

Rezla tidak menjawab.

"Kenapa? Takut gue suka sama Satria?"

Ucapan Irren membuat Rezla kesal. Rezla segera memalingkan pandangannya manatap bola mata Irren. Rezla cemburu.

"Gue suka sama Satria, Satria sama Aldo setara kok. Sama-sama pintar. Lumayan buat ngerubah keturunan. Kalau Satria pasti gak banyak yang tau, dia gak terkenal, dia persis banget Papa, pintar tapi pendiem. Ga kayak Aldo. Udah keren, macho, pintar lagi. Gue jadi bing---"

Rezla menaruh jari telunjuknya di depan mulut Irren agar Irren diam.

"Ini masih jari loh ya, belum sama-sama bibir. Harusnya lo bersyukur, tadinya gue mau naruh bibir, tapi kita kan belum sah, jadinya nanti aja ya nunggu gue lamar lo."

Lalu tangan Irren dengan indahnya menoyor kepala Rezla.

"Irren, yang lo lakukan ke gue itu, jahat!" balas Rezla bergaya seperti Cinta, di film Ada Apa Dengan Cinta.

"Deh, lebay, baru noyor belum digetok." lalu Irren pergi menyusul teman-temannya dikamarnya.

Sesampainya dikamar, teman-temannya sedang tidur-tiduran dikasur.

Coldgirl And Badboy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang