• Chapter Tiga Puluh

1.7K 58 0
                                    

Selamat membaca🤗

Like dan komennya yaa❤

Pagi ini, suhu di Barcelona mulai menaik. Dari malam yang kira-kira bersuhu 5 derajat celcius, kini di pagi hari bersuhu 10 derajat celcius. Suhunya sama seperti suhu saat Irren berada di Cidahu waktu itu. Sudah lumayan stabil bagi warga Asia.

Hari ini Irren akan berjalan-jalan dengan Livia dan Aldo menuju suatu tempat yang pastinya Irren tidak tau di mana, karena inilah kali pertama Irren mengunjungi negeri orang.

"Vi, gue mandi duluan ya," ucap Irren sekaligus ia membangunkan Livia.

Selesai mandi, ia mengenakan style baju polos berlengan pendek tipis berwarna hitam dengan winter coat berwarna cokelat tua.

Ia sadar, seseorang yang mengajaknya jalan-jalan itu belum bangun dari tidurnya.

"Vi, katanya lo mau ngajak gue jalan-jalan,"

Dua menit kemudian, Livia bangun lalu ia mandi.

Setelah itu ada ketukan pintu, kemungkinan itu adalah Aldo.

Irren membukanya.

"Buset udah rapih aja," Aldo tertawa kecil.

"Yaudah sih, kenapa emangnya?" tanya Irren.

"Sarapan, dipanggil sama Ayah," setelah berucap seperti itu, Aldo pergi tanpa mengucapkan kata apapun.

Irren kembali masuk dan memanggil Livia untuk bergegas sarapan di ruangan yang telah di sediakan.

Setelah Livia sudah rapih, mereka segera ke ruangan untuk sarapan. Sarapan telah disediakan dari pihak apartemen.

Irren benar-benar tertegun, seharusnya ini disebut hotel, bukan apartemen.

Mereka melahap makanan yang telah disediakan dan Daniel bersedia menemani Irren, Livia dan Aldo selama perjalanan menaiki mobilnya.

Lima belas menit kemudian mereka berangkat menuju tempat yang Livia sarankan.

Selama diperjalanan, lagi-lagi Irren hanya diam. Dia sangat menikmati perjalanan sepama menuju tempat yabg Livia sarankan.

Tidak ada gangguan dalam perjalanan, tersedat hanya kadang-kadang mungkin karena ada kendaraan yang mau belok. Tidak seperti Jakarta yang hampir setiap hari selalu saja macet menghadang.

Satu jam kemudian, Irren sampai di suatu tempat di mana terdapat bangunan megah seperti gereja di sana. Bagus. Terlihat seperti istana kerajaan pada umumnya.

Bagus buat foto-foto, tempat yang Livia saranin oke banget. Gumam Irren.

"Vi, tolong fotoin gue dong,"

Irren memberikan handphonennya kepada Livia dan Livia mem-foto Irren, hasilnya lumayan memuaskan tapi lebih memuaskan menggunakan kamera milik Arrel sayangnya ia lupa meminjamnya.

Empat jam lebih mereka berkeliling wisata terkenal yang ada di Barcelona, dan malam pun tiba waktunya mereka beristirahat.

Irren membuka handphonennya dan berniat untuk video call dengan Nilla dan Debby.

Dan tak lama muncullah wajah Nilla dan Debby ternyata lagi di kelas, mereka lagi istirahat.

"Haii!!! Miss you guys!" ujar Irren yang hampir setengah berteriak.

"Kangen lo Ren," sahut Nilla.

"Irren, kapan balik?" tanya Debby.

Irren hanya tertawa, "aduh gue barusan pergi sebentar perasaan deh, palingan tiga atau empat hari lagi gue balik," jawabnya.

Coldgirl And Badboy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang