• Chapter Sepuluh

2.7K 115 1
                                    

Selamat membaca🤗

Like dan komennya yaa

"Ren, gue coba nyairin sikap lo yang dingin boleh gak?" tanya Rezla dengan polos.

Rezla sepertinya mulai mencintai Irren. Masih dalam perkembangan.

Sedangkan, Livia? Ia selama ini tidak terlihat. Livia tidak selalu memanjakan Rezla. Livia telihat berbeda dan sepertinya Livia mulai menjauhi Rezla. Tapi Rezla santai, karena masih ada satu cewek yang ingin ia luluhkan hatinya.

Ingin dia cairkan sikapnya.

Airren Syakilla Febiola Alfero.

"Maksud?"

"Ya, gue boleh gak cairin sikap lo?"

Irren mengedikkan bahunya.

"Coba aja kalau bisa, hati gue punya tameng, gak akan bisa nembus gombalan receh lo itu,"

Rezla tertawa tenyah, "gue bakalan nanya di google, 'cara nge-gombalin cewek yang dingin sikapnya',"

"Coba aja tanya, bisa apa enggak," balas Irren dengan datar.

°•°•°•°•°•°•°

Kini Rezla selalu mencoba menggenggam tangan Irren, tapi selalu di tepis sama Irren. Tapi kali ini Rezla selalu punya cara.

"Sekali lagi nepis, gue bakal ke KUA kita nikah secepatnya."

Ancaman oh ancaman. Ternyata itu ancamannya.

Bukannya takut dengan ancaman itu, ia malah tidak melepaskan genggamannya saat Rezla menggenggamnya.

Ia menganggap Rezla itu Drenan.

Ia merasakan hawa Drenan saat bersama Rezla, ia merasakan bola mata cokelat terang yang selalu menatap kedua bola mata hitamnya.

Ia luluh, sungguh. Hanya karena merasakan kalau Rezla itu Drenan, ia akan luluh.

Sadar, Ren, dia Rezla bukan Drenan. Celetuknya dalam hati

"Nonton yuk,"

Disaat Irren baru saja ingin membuka mulutnya, Rezla memotong ucapannya "gak ada penolakan."

Disitu Irren kembali luluh, ia merasa kalau dirinya bukan anak dingin lagi, bukan anak yang pendiam lagi. Tapi, ia merasa sekarang ia bisa bersenang-senang karena orang yang selalu ada disisinya telah tergantikan. Tapi tergantikan oleh saudara kembarnya.

Sepasang bola mata Rezla, mengingatkan kepada sapasang bola mata Drenan.

Titik keluluhan seorang Irren pada Rezla adalah matanya. Karena matanya sama persis dengan orang yang pernah ia cintai.

Dan kini mereka sampai di salah satu bioskop.

Rezla yang membeli tiketnya, sedangkan Irren menunggu.

"Horror ya," ucap Rezla sehabis membeli tiket.

Saat Irren ingin membuka mulutnya, Rezla memotongnya dengan wajahnya menatap bola mata Irren. "gak ada penolakan,"

Tanpa sadar, itulah yang Irren suka.

Saat Irren menatap Rezla dengan sepasang bola mata cokelat terang miliknya.

Irren rasa ada sedikit perubahan dalam diri Rezla, di lengan sebelah kanannya tidak ada lagi tatto macam-macam dan kini antingnya hilang entah kemana.

Sekarang Rezla terlihat seperti pria seperti biasa, bukanlah preman.

"Kok lo udah gak tatto-an?"

Coldgirl And Badboy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang