• Chapter Dua Belas

2.3K 96 0
                                    

Selamat membaca🤗

Like dan komennya yaa❤

Hari ini hari ketiga Irren setelah berpacaran dengan Rezla, setelah berbulan-bulan Rezla dekat dengan Irren. Nilla dan Debby kaget juga mendengar hal ini. Sementara Rezla, ia berubah seperti cowok yang gagah tanpa tatto di lengannya. Rezla berubah semenjak Irren menjadi pacarnya.

Rezla juga merasa kalau Irren sikapnya mulai berubah, berubah menjadi lebih dewasa. Tatapan tajamnya berubah menjadi tatapan 'berteman' kepada teman-temannya. Cowok-cowok juga makin gencar mengirimkan bunga dan cokelat, walaupun sekarang ia sudah memiliki pacar. Tapi sayangnya, ia masih saja memberikannya kepada kedua temannya itu.

Irren menerima Rezla menjadi pacarnya bukan karena apa-apa, ternyata Irren juga mencintai Rezla. Tanpa ia sadari. Entahlah Irren cinta dengan Rezlanya atau cinta dengan pemilik bola mata yang sama seperti Rezla itu.

"Gue mau ke atap dulu ya," Rezla mengacak rambut Irren.

Irren hanya mengangguk.

Irren masih jarang tersenyum. Muka datarnya menandakan kalau dia itu masih belum berubah sepenuhnya. Ternyata hanya tatapan tajamnya itu saja yang berubah.

Bisa dibilang senyuman Irren itu mahal. Mahal sekali. Ia hanya senyum kepada keluarganya, itu juga sangat jarang ia lakukan.

"Cie udah ada pacar, kita masih jomblo aja nih, ya Deb." ledek Nilla.

"Iya nih, pj harusnya ya, pajak jadian," Debby ikut-ikutan meledek Irren.

Bahkan kedua temannya itu juga sangat jarang melihat senyumannya. Pernah ia sesekali senyum saat kedua temannya itu sangat memaksanya untuk tersenyum, kalau tidak, ancamannya sangatlah mengancam keberadaan Irren. Karena Irren takut, akhirnya ia tersenyum walau hanya beberapa detik.

Ia juga jarang melihat Livia di kamar mandi atau di tempat tongkrongannya bersama gengnya.

"Minta sana sama Rezlanya."

"Eakk, bilang lah sama pacarnya." balas Nilla.

°•°•°•°•°•°•°

Rezla tak sengaja bertemu dengan seseorang di atap sekolah, orang yang ia cinta karena lekukan tubuhnya. Livia.

"Gue denger, lo jadian ya sama Irren?"

Sambil menghisap rokoknya, Rezla menjawab ucapan Livia.

"Kenapa emangnya?"

"Gak sih, cuma nanya aja."

Maaf Rez, suatu saat, gue dan Aldo bakalan nyulik pacar lo. Batin Livia.

"Oh gitu, yaudah kenapa lo gak ke kelas?"

"Ga seru gurunya."

Rezla hanya menganggukkan kepalanya.

"Gue mau jujur sama lo."

Rezla menatap Livia.

"Gue sebenarnya waktu itu suka sama lo Rez, hehe, waktu yang kita deket itu." Livia terkekeh sendiri akibat ucapannya.

"Gue juga..."

Disitu ingin rasanya Livia berharap lagi kepada Rezla, namun sepertinya Rezla kini telah milik orang lain yang tidak sepantasnya ia rebut.

Tapi dari relungan hati terdalamnya, ia masih cinta dengan Rezla. Ia cemburu ketika Rezla sedang berduaan dengan Irren. Makadari itu, penyebab ia ingin berkerja sama dengan Aldo adalah ini.

Masalah hati, Livia terlalu cinta dengan Rezla dari pertama kali Rezla masuk sekolah dan mendapat status sebagai anak baru.

Sebenarnya, Livia memang tak pantas mencampur adukkan urusan Rezla dan Irren ke dalam hidupnya. Namun kini ia telah cemburu dan merasa sakit hati ketika Rezla sedang berduaan dengan Irren.

Coldgirl And Badboy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang