• Chapter Tiga Puluh Tiga

1.8K 64 4
                                    

Selamat membaca🤗

Like dan komennya yaa❤

Rezla melangkahkan kakinya menuju gedung belakang sekolah, Irren juga menuju situ, tapi dari arah sebaliknya. Mereka sampai di detik dan menit yang sama.

Irren meminta Rezla duduk di kursi panjang.

"Mau bilang apa?" tanya Rezla.

Irren menghembuskan napasnya dengan kasar.

"Lo harus janji sama gue,"

"Janji apa?"

"Lo gak boleh marah, benci, sama gue karena alasan gue gak ngasih tau kabar yang udah lama ini. Tapi lo boleh nyalahin gue, karena kejadian ini salah gue," ujar Irren.

"Lo gak boleh gitu, semuanya udah takdir. Mau gimana pun, lo gak boleh nyalahin diri lo sendiri."

Irren memutar bola matanya ke arah lain dengan malas, "mau di lanjutin gak gue mau ngasih tau apa,"

Rezla berdiri menarik Irren, Irren tidak mau menatapnya.

Rezla menangkup wajah Irren lalu memutarnya dan mereka berhadapan. Sebenarnya Irren tidak ingin memberi ta, tapi kita gak boleh nutup-nutupin sesuatu dari pacar.

Jantung Irren berdetak.

"Gue kenal sama Drenan,"

Rezla terkejut, seakan dunia itu sangat sempit.

"Serius lo?! Kasih tau dimana dia sekarang,"

Liat ekspresi gue kasih tau kalau gue kenal sama Drenan aja dia langsung senang gitu. Bisa aja nanti kalau gue kasih tau kalau dia udah gak ada, ekspresi dia pasti bener-bener berubah drastis. Batin Irren.

"Eh, kok malah bengong," Rezla memegang lengan Irren dengan kedua tangannya.

Irren diam.

"Lo tau dia ada dimana?"

Irren menatap langit untuk memberi kode kepada Rezla.

"Ihh, kok pacarnya di diemin." Rezla kesal. Tapi ini hanya candaan saja.

Irren tertawa, "nih ya, gue ceritain,"

Irren berdoa supaya hubungan mereka tidak kenapa-kenapa setelah Irren memberi tau hal ini. Irren takut mimpi itu kejadian pada hari ini.

"Gue sama dia itu tetanggaan, dia teman dekat gue juga. Jadi gue habis dibeliin motor baru, gimana sih kalau anak remaja dapet motor baru. Senang kan? Pengen naik ngebut-ngebutan bareng teman-teman gitu kan biar dibilang gak kampungam?"

Rezla mengangguk.

"Pas pulang sekolah dia ngajakin gue nebeng motornya, dia gak tau kalau gue bawa motor, dia ngira gue ke parkiran itu karena gue biasa nebeng sama teman gue. Gue jawab gue bawa motor, dan dia ngeledek gue disitu. Gue perhatiin mata dia yang ternyata kalau di perhatiin dalam-dalam, warnanya sama kayak warna mata lo, Rez,"

"Kayaknya lo jatuh cinta sama dia," potong Rezla.

"Nahh, gue ngerasain gitu setelah..."

"Setelah apa?" tanya Rezla.

Irren berdeham, "abis itu gue sama teman-teman gue yang lain jalan bareng. Dan di perjalanan, gue kayak nabrak sesuatu dan ternyata itu gue nabrak Drenan, gue kaget banget. Dan rasanya mustahil. Tapi gue yakin ini salah gue karena gara-gara gue gak pakai helm dan poni gue ngehalangin jalan. Jadilah insiden itu."

Plak...

Tak sengaja satu tamparan entah halus atau kasar, mampir di pipi Irren.

Tidak ada satu orang yang tau, kecuali Arrel, kalau ia sangat benci dengan tamparan, apalagi tamparan dan orang yang ia sayangin.

Coldgirl And Badboy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang