• Chapter Sebelas

2.6K 102 2
                                    

Selamat membaca🤗

Like dan komennya yaa❤

"Ren, gue naik dua tingkatan sabuk, makasih ya!"

Suara di pagi hari itu menggema di ruangan kelas Irren.

Irren hanya mengangguk dengan wajah datar tanpa ekspresi apapun.

Irren tidak naik sabuk saat itu, karena Irren tidak datang saat itu. Tidak datang saat Sabeum Nita memberi tau kalau ada kenaikan sabuk. Sengaja sebenarnya.

"Senyum kek Ren, senyum kan berka, ibadah lagi." Rezla menyengir.

Senyum buat modus emang berkah, ya? Tanya Irren dalam hatinya.

Irren senyum hanya satu detik lalu ia datar lagi tanpa ekspresi.

"Masa cuma sedetik, sejam lah,"

"Bego aja kali sejam, lo mau buat mulut gue kaku ya,"

"Gak apa-apa lah kaku, asal lo senyum aja gue bahagia banget Ren."

"Gombal mulu bisanya, gue tau lo bilang kayak gitu ke sekian banyak cewek, gak cuma gue doang."

"Yailah ni cewek gak percaya sama gue, gua mau coba bikin lo terluluh sama gombalan gue. Walaupun receh seenggaknya lo senyum satu detik,"

Irren mendiamkan Rezla.

"Perlahan, gue mulai cinta sama lo Ren." gumam Rezla, dan Irren merasa pendengarannya mengalami kesalahan teknis.

"Hah?"

Rezla mulai gelagapan sendiri.

"Ah ga kok, udah lupain aja, gak penting."

Shit, kenapa harus keceplosan. Batinnya.

"Oh gitu," Irren mengangguk ala kadarnya.

Padahal Irren mendengarnya. Rezla mulai cinta kepadanya. Tapi dirinya? Sepertinya juga begitu. Namun, sepertinya kedatangan Rezla di hidupnya tidaklah diterima oleh kedua orangtuanya.

Hanya karena masalah Rezla tattoan. Kayak preman. Gak cocok sama Irren yang notabenya pendiam dan dingin.

Takutnya malah di gunah-gunahin.

°•°•°•°•°•°•°

Perlahan, gue mulai cinta sama lo Ren.

Perkataan Rezla masih terngiang di otak Irren, seperti dikala pelajaran olahraga saat ini.

Irren merasa letih dan tiba-tiba, sebotol air mineral nangkiring di sebelahnya, ia mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa orang yang memberi minuman untuknya.

Ternyata Arrel. Ia kira cowok itu.

"Gue tau, lo ngira yang ngasih air itu dia kan," Arrel tertawa renyah.

"Dia siapa coba," balas Irren setelah meneguk air mineral yang diberikan Arrel.

"Dia lah,"

"Btw, Nilla mana? Tumben mereka gak sama lo,"

"Mereka lagi ke kantin,"

Arrel ber oh ria, "yaudah, gue balik dulu ya, bye my lovely twins."

Irren malah jijik dengan apa yang Arrel ucapkan.

Irren ingin ke kamar mandi, saat keluar dari kamar mandi. Ia mencuci mukanya di westafel dan tiba-tiba seseorang mencolek lengannya.

"Gue pengen lo jangan deket sama Rezla!"

Irren menoleh seraya menatap orang itu dengan sinis.

"Kenapa? Rezla siapa lo emang? Pacar? Kayaknya bukan deh," lalu Irren melanjurkan ucapannya yang sempat terhenti. "Kenapa lo juga harus ngelarang gue deket sama Arrel waktu itu, gue sama dia saudara kandung. Dan sekarang kenapa gue harus ngejauhin Rezla?"

Coldgirl And Badboy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang