• Chapter Dua Puluh Lima

1.7K 64 1
                                    

Selamat membaca🤗

Like dan komennya yaa❤

Irren berlari mengelilingi taman dengan santai, hari ini hari Minggu. Jadwalnya jogging bersama keluarga di taman terdekat dengan rumah. Sudah menjadi tradisi keluarga Alfero untuk ber-jogging di pagi hari pada setiap hari Minggu.

Kelelahan, Irren duduk di tengah keramaian. Bukan keramaian seperti pasar yang bising dengan bunyi khas para penjual yang menawarkan dagangannya. Tapi ini bunyi khas anak kecil bermain, orang bercengkrama dan suara sepatu roda.

Meneguk satu botol air mineral, rasanya tidak cukup untuknya. Ia sangat lelah.

Tak lama kemudian, Raka duduk di sebelahnya dan menepuk paha Irren.

"Kapan ke Spanyol?" tanya Raka sambil melihat keadaan taman.

"Dua minggu lagi,"

"Papa takut kamu gak senang disana karena gak ada teman dekat kamu. Apa Papa kirim pacar kamu aja buat kesana?"

"Eng-" ucapan Irren terpotong ketika seseorang datang dengan pakaian olahraga. Dia adalah Rezla.

"Hai Om, hai Ren." sapa Rezla.

Irren dan Raka tersenyum membalas sapaan Rezla.

"Tadi Om bawa-bawa nama saya ya? Maaf tadi saya gak sengaja denger." Rezla tertawa kecil.

"Iya, Om mau kamu ke Spanyol jagain Irren."

"Wah! Saya mah mau mau aja Om." Rezla tertawa.

"Gak! Aku gak mau Pah, kan disana ada Livia juga, aku lumayan dekat kok sama dia." jawab Irren. Dia tidak mau Papanya repot membelikan tiket untuk Rezla.

"Tapi-"

"Gak Pah, aku udah gede. Udah 17 tahun, udah punya KTP sama SIM. Santai Pah, nanti kan kita bisa video call bareng."

"Terserah kamu deh." mata Raka terarah kepada Rezla, "Kamu disini sendirian?" tanyanya kepada Rezla.

"Iya Om,"

"Ren, ajak dia juga muter-muter taman biar perutnya sispek kayak Papa."

"Ajak dia, idih ogah. Jomblo sih lu, sana pergi." Irren sok bergaya mengusir Rezla.

"Kalian gaya pacarannya ga kayak Papa dulu ya. Kalian statusnya pacaran tapi seakan kalian statusnya gak pacaran." Raka tertawa.

"Kita gitu loh Om!" Rezla merangkul pundak Irren, Irren merasa tidak nyaman dan minta dilepaskan.

Raka tertawa lalu ia mengajak Rezla dan Irren untuk makan disebuah restaurant yang terletak tak jauh dari taman itu.

°•°•°•°•°•°•°

Irren mengunyah bakso dengan sangat bersemangat tanpa peduli orang di hadapannya sedang menertawainya.

"Kelaparan ya mbaknya." orang itu tertawa lagi.

Irren menghentikan aksi makannya sementara, "Suka-suka gue, kalau laper gue emang begini."

Rezla menggelengkan kepalanya seraya tersenyum.

Mereka sedang berada di salah satu mall di daerah Jakarta, mereka pergi untuk mencari bahan kerja kelompok dan bahan referensi buku. Melelahkan karena mereka belum sepenuhnya menemukan barang-barang untuk kerja kelompok, mereka makan sejenak dan beristirahat.

Rezla melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, "Cepetan, keburu malam."

Irren meneguk es tehnya lalu mengucapkan, "Ini emang udah malam."

Coldgirl And Badboy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang