Aku berjalan perlahan memasuki rumah yang beberapa minggu ini kutinggalkan. Suasananya masih sama, dan suasana seperti ini yang selalu ku rindukan.
Aku berjalan menuju kamar Mama untuk mengambil beberapa baju ganti untuk Mama.
Untung saja Mas Fahmi dengan baik hati menawariku untuk menjaga Mama selama aku pergi mengambil baju.
Kamar Mama sedikit berantakan dan putung rokok berserakan dimana-mana. Aku mengambil putung rokok yang tak sengaja ku injak lalu menaruhnya ke asbak.
Aku berjalan kearah lemari lalu mengambil tas ukuran sedang setelah itu mulai memasukkan satu persatu baju atau dalaman yang kiranya dibutuhkan.
Tak sengaja aku melihat seperti lemari atau brangkas yang letaknya menempel di dalam lemari tertutup oleh baju.
Aku penasaran. Aku mencoba mengarang sandi dengan tanggal lahir ayahku, ternyata salah. Aku kembali mencoba dengan tanggal lahir ibuku tetapi masih tetap salah. .
Terakhir, aku mencoba dengan tanggal lahirku dan akhirnya terbuka.
Nggak ada yang spesial dari dalam sana. Hanya tumpukan beberapa buku dan album ukuran kecil. Aku mengeluarkan semua barang itu dan membawanya ke kasur Mama.
Aku membuka salah satu album yang menarik perhatianku. Album itu berjudul 1975 untuk kita. Aku membuka lembaran pertama, di sana tertempel foto Mama dan Ayah saat masih muda.
Mama membawa bunga dan Ayah memeluk Mama dari belakang. Di samping foto itu bertuliskan "Aku bahagia namun dalam hatiku aku merasakan yang lainnya. Jauh lebih menyakitkan."
Kemudian aku membalik lembaran lagi dan tertempel foto Mama dan laki-laki seusia Mama tapi aku yakin itu bukan Ayah. Mereka saling menatap dengan jarak cukup jauh dan berlatarkan seperti taman.
Di bawahnya tertulis, "Bahagia sesungguhnya walau tak sempurna tapi aku menghargainya."
Lembar selanjutnya, disana ada Fotoku waktu bayi saat Mama menggendongku di tengah keramaian keluarga. Senyum bahagia tercetak dibibir mereka, tapi berbeda dengan Mama, ia hanya menatap laki-laki yang sama seperti foto sebelumnya yang jaraknya tak jauh darinya dan Ayah berdiri disamping Mama sambil memandangku.
Sama seperti sebelumnya, disana tertulis "Akan aku lupakan semuanya mulai sekarang meskipun aku tak ingin melupakan. Takdir tidak mengizinkan aku bersamamu dan takdir lebih mengizinkan aku bersamanya."
Dan aku kembali membuka lembar selanjutnya tapi kosong. Begitupun lembar-lembar yang lain.
Aku meletakkan kembali album itu dan memikirkan apa maksud tulisan itu semua. Aku mencari tahu lewat album album yang belum kubuka dan hasilnya aku tidak menemukan apapun. Semua album itu berisi fotoku, ayah dan Mama.
Tak sengaja aku melihat satu buku yang tersisa yang belum aku buka. Aku mengambilnya dan membukanya.
Halaman pertama berjudulkan "Story In My Life with HIM"
14 Februari 1973
Aku bertemu kamu tepat di hari kasih sayang. Pertama kali yang ada di pikiranku adalah kamu berbeda dari yang lainnya. Dengan pakaian culunmu namun lucu bagiku.
Aku memperhatikanmu dari jauh. Setiap gerikmu ku rekam dalam memori otakku. Kamu spesial bagiku. .23 Maret 1973
Setiap kali aku berusaha mendekatimu, kamu selalu menjauh dariku. Ada apa denganmu?
12 April 1973
Berusaha dekat denganmu ternyata sangat melelahkan. Tapi aku tidak pernah menyerah hingga akhirnya aku mendapatkanmu dan menjadi lebih dekat denganmu.
4 Juli 1973
Kita akhirnya bersama setelah melewati semuanya. Aku bahagia bisa bersamamu dan merasakan cinta darimu. Hal terindah yang pernah kurasakan. Dan aku akan menjadikan ini abadi.
14 Desember 1973
Aku semakin bahagia bersamamu. Hal yang paling kusuka adalah saat kamu tersenyum dan tertawa lepas bersamaku. Kamu seperti pelangi dalam hidupku.
Aku tidak akan membiarkan air mata ada dipipimu. Aku akan selalu membuatmu tertawa bahagia bersamaku.1 Januari 1974
Awal tahun Bersamamu. Keinginanku untuk tahun ini adalah hidupku harus selalu bersamamu.
Aku tidak tahu kenapa aku menjadi seperti ini. Aku tidak tahu kenapa aku begitu ingin selalu bersamamu setiap waktu. Tapi satu yang aku tahu, aku selalu mencintaimu.30 Januari 1974
Aku berada dalam permasalahan besar dan ini menyangkut hubungan kita. Bukannya aku tidak mau membagi masalahku kepadamu, aku cuma tidak ingin membuatmu bersedih.
Aku akan menyelesaikan masalah ini sendiri.2 Februari 1974
Hari ini aku sangat bahagia bersamamu. Kamu membuatku melupakan masalahku untuk sementara. Bersamamu, aku semakin yakin bahwa hidupku hanya untukmu. Aku yakin aku tidak akan bisa hidup tanpamu.
14 Februari 1974
Tepat di hari satu tahun aku mengenalmu dan tepat di hari ini juga aku tidak akan bisa bersamamu lagi. Bukan karena aku tidak mencintaimu. Aku sangat mencintaimu bahkan melebihi aku mencintai diriku sendiri.
Kedua orang tuaku melarangku bersamamu. Aku sudah meyakinkan pada kedua orang tuaku mengenaimu tapi mereka tetap kekeh tidak menyetujui hubungan kita.
Hal yang paling membuatku sangat sedih adalah kedua orang tuaku menjodohkan aku pada orang pilihannya yang sama sekali aku tidak mengenalnya.
Sempat terbesit diotakku untuk kabur denganmu, tapi melihat keadaanmu seperti ini, aku mengurungkan niatku.
Aku bingung harus bagaimana. Aku ingin bersamamu, aku mencintaimu Martin.23 Mei 1974
Aku sah milik orang lain. Harusnya aku bahagia. Berbanding terbalik, aku merasakan kesedihan yang sangat karena dengan ini aku tidak akan bisa bersamamu lagi.
Namanya Aryo. Dia suamiku sekarang, orang yang akan menemani hidupku. Dia baik, perhatian dan sayang padaku. Tapi aku tidak bisa merasakan apa yang aku rasakan saat bersamamu. Hambar, aku merasakannya sangat hambar.
Hatiku tidak berdetak untuknya, mataku tidak berbinar saat melihatnya dan aku tidak mencintainya.Aku membalik lembar selanjutnya dan ternyata kosong.
Satu yang kudapat setelah aku membaca buku harian Mama yaitu selama ini Mama nggak cinta sama Ayah dan dia masih cinta sama Om Martin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibawah Bintang (TAMAT)
RomanceBintang di antara kegelapan malam dengan kerlap kerlipnya, yang saling menyebar di antara gelap malam. Menatapnya dengan angin yang membelai rambut dan kulit tubuh yang tak tertutup kain. Sepi, sunyi dan hampa, teman akrabku setiap kali aku berdiri...