=> 37

293 21 0
                                    

Semua persiapan hampir selesai. Tinggal H-7 menuju kebahagian sempurna Mama. Gaun, undangan, gedung semua hampir beres, Tinggal beberapa hiasan maupun dekor yang belum dipasang.

Dan selama itu hampir setiap hari aku dan Mas Fahmi bertemu dengan cewek genit bernama Fera itu. Entah kenapa aku kurang suka sama wanita itu. Mungkin karena Fera itu terlalu genit sama Mas Fahmi dan dari tatapannya ke Mas Fahmi, aku bisa melihat kalau Fera suka sama Mas Fahmi.

Kenapa juga Mas Fahmi memilih dia sebagai agen WO. Padahal dulu waktu pertama kali bertemu, aku meminta Mas Fahmi untuk pindah ke agen WO yang lainnya tapi kata Mas Fahmi WO nya cewek genit itu bagus, rapi dan dijamin nggak bakal nyesel pilih dia.

Ya emang bener sih, kerjanya bagus. Tapi kehadiran dia justru membuatku was was. Takut kalau Mas Fahmi sampai masuk ke pesona cewek genit itu.

Hari ini aku ada janji sama Mas Fahmi dan Fera untuk membicarakan masalah konsep yang akan digunakan untuk acara resepsi. Aku melirik jam tanganku, Mereka telat 15 menit.

"Hai Bintang, maaf telat."

Fera menghampiriku lalu cipika cipiki padaku. Aku melihat Mas Fahmi berjalan di belakangnya. "Kalian kok barengan,"

Mas Fahmi mengambil duduk di sampingku dan Fera di depan ku.

"Jadi gini, tadi nggak sengaja aku ketemu sama Fera di jalan dan ternyata ban mobilnya bocor, untuk mempersingkat waktu, aku ajak bareng aja kesininya."

"Oh gitu,"

Kami bertiga mulai membicarakan konsep yang aku inginkan dengan sesekali Mas Fahmi memberi pendapatnya padaku. Aku ingin konsep untuk resepsi Mama serba warna putih dengan nuansa alam.

"Aku permisi ke toilet dulu."

Aku berdiri dan segera berjalan menuju toilet. Aku meredam panas hatiku karena tingkah Fera yang terang-terangan terus menatap Mas Fahmi. Sabar Bintang, sabar. Mas Fahmi kan udah janji sama kamu.


Aku menarik nafas dalam dalam lalu kukeluarkan. Aku keluar dari toilet menuju kursiku tadi.

"Fahmi, Aku masih cinta sama kamu. Bisakan kita mengulang lagi kisah kita dulu?"

Aku menghentikan langkahku saat pemandangan yang tak seharusnya aku lihat ada didepan mataku.


Wanita itu mengenggam kedua tangan Mas Fahmi sambil mengucapkan kalimat itu.

Mas Fahmi menatapnya tanpa berkata apa-apa.


Aku tetap berdiri di posisiku sekarang. Menunggu reaksi seperti apa yang akan Mas Fahmi keluarkan.

"Fahmi, aku minta maaf karena dulu aku meninggalkan kamu. Aku salah memilih. Aku telat menyadari kalau aku cinta sama kamu. Aku pengen kita mengulang kisah kita lagi,"


Mas Fahmi melepaskan nafasnya lalu mulai membuka mulutnya. "Aku memang cinta sama kamu,"

Deg.

Rasanya palu besar menghantam kepalaku saat itu juga. Tanpa sadar aku menyuarakan nama Mas Fahmi hingga dua orang itu menoleh ke arahku.

Mas Fahmi berdiri dan menghampiriku. Air mataku sudah menetes entah sejak kapan.

"Aku harus pulang,"

Segera aku berbalik dan keluar dari restoran dengan air mata membanjiri pipiku. Aku tak menghiraukan panggilan dari Mas Fahmi.

Aku tidak menyangka dengan apa yang aku dengar tadi. Kenapa Mas Fahmi berbicara sejahat itu? Apa aku ini hanya mainannya saja? Apa aku ini hanya anak kecil yang baru mengenal cinta sehingga Mas Fahmi mudah membohongiku?

AAAAAAAAA

Aku berteriak sekencang kencangnya, melepaskan semua sakit hati ini.

Terserah dengan suara keributan kendaraan di bawah sana. Aku tidak peduli. Kenapa aku harus merasakan sakit ini lagi.

Sakit yang sama saat Randy memilih selingkuh dariku, bahkan sakit yang kurasakan saat ini lebih sakit. Aku menangis sejadi-jadinya.

Aku baru saja bersahabat denganmu tapi kenapa kau lagi-lagi mempermainkan aku? Takdir macam apa ini.


Dibawah Bintang (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang