Hal yang kutunggu-tunggu telah kulalui dengan lancar.
Semua pelajaran yang diikutsertakan Ujian Nasional mampu ku kerjakan dengan lancar pula dan tugasku sekarang adalah menunggu hasilnya.
Dan sekarang, aku duduk di salah satu Cafe dekat sekolahku.
Katanya sih Mas Fahmi mau menjemputku disini tapi ia tak kunjung datang, mungkin lagi ada rapat penting.
Aku menyeruput coklat panasku yang sudah menghangat karena sudah dari tadi datangnya.
Aku melirik jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul 2 siang. Pas setengah jam aku menunggu Mas Fahmi.
Aku terlonjak kaget saat seseorang menyenggol pundakku.
Spontan aku menoleh ke orang itu. "Harum? Ngapain disini?"
"Jual sayur," jawabnya dengan santai lalu duduk di kursi depanku.
"Ha?"
"Mau refreshinglah Bintang, ya kali aku jual sayur,"
Aku manggut mengerti sambil ber oh ria.
Tak lama ganti satunya yang datang. Siapa lagi kalau bukan Randy. Ia menyapaku dan Harum lalu mengambil duduk di kursi yang letaknya antara aku dan Harum.
Aku jadi heran sendiri karena setiap kali Harum datang, tak lama Randy juga datang. Ataupun sebaliknya.
"Kalian datang barengan ya?" tanyaku pada mereka.
"Itu karena Harum yang mengikutiku,"
"Kamu yang ngikutin aku, dasar penguntit."
"Ganteng gini dibilang penguntit, kamu yang lebih cocok jadi penguntit,"
Aku langsung menengahi perdebatan nggak penting mereka. Dua anak ini kalau ketemu pasti berantem.
"Kalian ini kayak anak TK aja. Berantem mulu,"
"Salah dia mulai duluan," Ucap Harum sambil memelototkan matanya ke Randy.
"Salah kamu sendiri ngikutin terus,"
"Mulai lagi kan,"
Aku tak lagi memperdulikan mereka dan lebih memilih menikmati suasana Cafe yang nyaman.
Hingga mataku menangkap sosok Mas Fahmi yang berdiri di ambang pintu mencari keberadaanku.
Aku berdiri lalu melambaikan tanganku, "Mas Fahmi!"
Ia menoleh dan berjalan kearahku.
"Siapa Bin?" Suara Harum menyadarkanku kalau aku sedang bersama dua anak ghaib ini.
"Temenku,"
"Yang mana?" Kini gantian Randy yang celingukan.
"Mas Kenalin ini Harum dan Ini Randy,"
Harum berjabat tangan dengan Mas Fahmi begitupun Randy."Kenal dimana kalian?"
Aku menangkap ekspresi tidak bersahabat Randy saat mengucapkan kalimat itu.
Ekspresi yang ia tunjukkan saat dia tidak suka dengan orang."Bukan urusan kamu! Ayo Mas kita pulang. Rum pulang dulu ya, jagain tu si Ghaib," ucapku sambil melirik ke Randy dan Harum mengangguk sambil cekikikan.
==== Lanjut ke part selanjutnya=====
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibawah Bintang (TAMAT)
RomanceBintang di antara kegelapan malam dengan kerlap kerlipnya, yang saling menyebar di antara gelap malam. Menatapnya dengan angin yang membelai rambut dan kulit tubuh yang tak tertutup kain. Sepi, sunyi dan hampa, teman akrabku setiap kali aku berdiri...