==> 34

263 17 0
                                    


Hari ini Mama dibolehkan untuk pulang. Masih dengan kursi roda, aku mendorong pelan kursi roda masuk kedalam rumah.

"Akhirnya kamu pulang kerumah, Mama senang banget."

Aku tersenyum mendengar ucapan Mama, satu tanganku terulur untuk menyentuh pundaknya. Mama mendongak kearahku lengkap dengan senyum yang sama sepertiku.

"Mulai sekarang Mama akan nuruti permintaan kamu, termasuk membatalkan pernikahan Mama sama Om Martin,"

Aku jongkok di depan Mama sambil menggenggam kedua tangannya, "Mama cinta sama Om Martin-kan?"

"Bintang, kenapa bicara seperti itu nak?"

Aku menunduk, "Bintang nggak sengaja baca buku hariannya Mama. Maafin Bintang Ma,"

Mama menyentuh pipiku lalu mengarahkannya untuk menatap Mama, "Harusnya Mama yang minta maaf ke kamu. Mama nggak mau jujur sama kamu."

Aku menggenggam tangan Mama lalu menciumnya, "Melihat keadaan Mama kemarin, Bintang sadar kalau Bintang nggak mau kehilangan Mama. Bintang sayang sama Mama,"

Aku menarik nafas panjang, "Bintang sudah putuskan kalau Bintang akan belajar menerima Om Martin masuk ke hidup Bintang,"

Mama mengangguk samar dengan mata berkaca-kaca "Terima Kasih sayang. Mama sayang sama kamu,"

Aku mengangguk lalu memeluk Mama.

"Aku senang Mama sembuh dan kembali sama Bintang."

******

Hari ini aku akan ke rumah Mas Fahmi untuk mengambil barang-barangku selama aku tinggal disana.

Aku menghentikan taksi lalu masuk dan menyebutkan alamat pada pak sopir.

Kurang dari 15 menit, taksi berhenti di depan rumah Mas Fahmi. Aku turun dan membayar ongkos pada supir taksi itu.

Saat aku akan mengetuk pintu bersamaan saat itu juga Mas Fahmi keluar.

"Eh, Bintang, kenapa nggak langsung masuk aja?"

"Nggak sopan dong kalau aku langsung nyelonong masuk, Mas,"

Mas Fahmi tersenyum lalu mempersilahkanku masuk.

"Mau ambil barang ya,"

Aku mengangguk.

"Nggak mau ketemu sama Rachel dulu?"

"Boleh deh, aku juga kangen sama Rachel,"
Mas Fahmi mengeraskan suaranya memanggil Rachel.

"Hai, Rachel, Apa kabar?"

Aku memeluk Rachel lalu mencium pipinya.

"Baik Kak. Mamanya Kakak gimana kabarnya?"
Spontan alisku terangkat, "Loh, Rachel tahu darimana?"

"Dari cerita ayah. Kata ayah, mamanya Kak Bintang sakit terus dirawat di rumah sakit,"

Aku mengangguk mengerti sambil tersenyum, "Mama Kak Bintang sudah sembuh kok Sayang."

"Rachel kangen banget sama Kak Bintang," ucap Rachel kembali memelukku.

"Kak Bintang juga kangen sama Rachel,"

Aku mengepak barang-barangku ke koper lalu menutupnya. Perlahan mataku menatap suasana kamar yang hampir sebulanan aku tempati. Aku menghembuskan nafas pasrah lalu mulai menurunkan koperku dan menariknya keluar kamar.

Mas Fahmi duduk diruang tamu sambil bercanda dengan Rachel. Aku melihatnya ikut tersenyum.

"Mas, aku pulang dulu ya. Kasihan Mama dirumah sendirian,"

Mas Fahmi menghentikan kegiatannya lalu berdiri dan mengambil kunci yang terletak di atas meja.

"Saya antar saja,"

Aku mengangguk. "Rachel mau ikut?"

"Mauuu,"

Aku menggandeng tangan Rachel menuju mobil yang terparkir di garasi.

Mobil berjalan perjahan menembus macetnya jalanan. Seperti biasa, Rachel tak mau diam. Sepanjang perjalanan, ia terus saja mengoceh. Menceritakan apa saja yang ia lakukan di sekolah, siapa saja teman baik dan teman yang nakal padanya ataupun hal hal yang membuatnya senang hari ini. Sesekali aku hanya menanggapinya dengan tawa saat ia menceritakan hal lucu padaku.

Akhirnya mobil berhenti di depan rumahku.

"Mampir dulu Mas,"

"Iya," Mas Fahmi turun begitupun aku dan Rachel.

Ternyata Mama berada di ruang tamu dan menyambut kami bertiga. Aku mempersilahkan Mas Fahmi duduk sedangkan aku masuk kekamar untuk menaruh koperku setelah itu aku kembali keluar.

"Ini siapa namanya? Lucu sekali,"

"Rachel,"

"Kelas berapa?"

"Tk,"

Aku melihat Mama sedang ngobrol dengan Rachel dan Mas Fahmi melihatnya dengan sesekali ikut tersenyum atau membantu menjawab pertanyaan dari mama yang dilontarkan untuk Rachel.

Aku menghampiri mereka dengan teh di nampan dan memberikannya satu persatu. Kemudian aku duduk di samping Rachel.

"Bintang, Fahmi ini yang ketemu Mama waktu di mall itu bukan sih? Mama kok lupa lupa ingat,"

"Iya Ma. Mas Fahmi orang yang sama yang ketemu sama Mama di mall waktu itu,"

Mama mengangguk. "Bintang pasti sudah banyak merepotkan nak Fahmi selama Bintang tinggal di rumah Nak Fahmi, iya kan?"

Mas Fahmi menatapku lalu tersenyum ke Mama, "Enggak kok. Saya nggak merasa direpotkan. Malahan Bintang banyak bantu saya selama ia tinggal di rumah saya,"

"Iya Ma. Bintang di rumah Mas Fahmi bukan makan tidur aja, kadang juga bantuin bersih bersih rumah."

Mama tertawa melihatku lalu beralih melihat Mas Fahmi. Mas Fahmi juga ikut tertawa.

Kemudian Mama dan Mas Fahmi larut dalam obrolan mereka sendiri kadang juga aku ikut berbicara. Banyak yang mereka bicarakan. Mama cepat akrab dengan Mas Fahmi dan Mama sepertinya suka dengan Rachel.

Perlahan hidupku mulai tertata lagi. Aku yakin setelah ini tidak akan ada lagi kesedihan di hidupku. Dan soal perasaanku untuk Mas Fahmi, aku akan mencoba melawan takutku. Aku akan meyakinkan hatiku bahwa Mas Fahmi berbeda dari Randy.

Toh, jika aku niat pasti tuhan akan memberikan jalannya.

Dibawah Bintang (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang