om ganteng bagian tujuhbelas

63.3K 3K 13
                                    

Cuma suara jangkrik dan beberapa kendaraan bermotor yang bisa gue dengar saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuma suara jangkrik dan beberapa kendaraan bermotor yang bisa gue dengar saat ini. Dengan tiga orang om jelek tadi tentunya.

Adzan magrib udah berkumandang, kata Om Aiden, setan-setan pada berkeliaran kalau jam segini. Gue jadi merinding sendiri. Dari tadi juga, mereka belum menyentuh gue. Entah apa sebabnya, tapi gue tetep aja takut.

Mereka sedang berada di depan gue sambil sesekali menjawil dagu atau pipi gue gemas. Gue bisa apa? Tangan terikat ke belakang, kaki diikat kencang ke kursi, dan rok abu-abu gue sedikit sobek di bagian paha karena mereka lempar gue ke aspal pijakan kami saat ini.

Gue nggak tahu harus ngapain, gue cuma bisa berdoa semoga ada pangeran berkuda putih nyelametin gue laku membawa kabur gue terus nikah sama gue.

Ah gila.

"Enaknya diapain dulu ya? Buka apanya ya?"

Gue makin gemetar. Gue nggak mau diperkosa!!! Ayo Acha! Berpikir! Berpikir yang jernih. Tenangin diri lo. Lo pinter, Cha.

Aha!

"Bentar om..." gue merengek sambil bergerak tak nyaman.

"Apa?" Salah satu dari mereka bertanya malas.

"Aku pengen pipis." Kata gue bohong.

"Ck," dia berdecak lalu memandang kedua temannya seolah bertanya, 'gimana?'

Yang paling tinggi nyuruh dengan gestur tangan supaya memperbolehkan gue pipis. Dia membuka ikatan tali di kaki dan tangan gue. Kalian salah besar kalau gue nendang mukanya, masih terlalu awal.

Gue digiring ke sebuah toilet yang nggak terpakai di gang sempit luar bangunan. Astaga jijik banget. Gue sampai mau muntah liatnya. Gue keluar lagi. "Ayo balik!" Dia narik gue paksa.

"Tunggu dulu! Emangnya aku makhluk apa pipis sekilat itu? Aku belum pipis, jorok."

Dia memutar bola matanya malas. "Terus mau pipis di mana?"

Gue mencari tempat yang tepat. Mata gue menyapu sekeliling, menangkap sebuah drum besar dengan beberpa tongkat kayu di sebelahnya. Kayaknya rencana gue bakal berhasil.

"Di sana!" Gue berjalan dengan tangan masih di pegang sama om itu erat.

Mungkin dia heran gue bakal pipis di tempat ini. Ya gue nggak gila, Men! Ini cuma alibi. "Om jangan ngintip! Madep sana!" Gue menyuruh om itu dengan keras. Tapi om itu nurut aja sama gue.

Gue jongkok lalu meraih sebilah balok kayu. "Udah belum?"

"Belum, banyak om. Soalnya ditahan dari tadi." Dusta gue.

Gue mengangkat badan, bersiap memukul.

1..

2..

3..

DUAK!!!

Gue memukul kepala om itu sampai dia ambruk dan mengenai drum besar yang bikin berisik seketika itu juga. Gue lihat dia berdarah.

Ini kesempatan gue! Gue melempar balok kayu itu asal lalu berlari kencang. Gue ngos-ngosan. Menoleh ke belakang dan Oh My God!!! Gue dikejar mereka!

Gue menambah kecepatan lari gue sebisanya. "Hoi! Jangan lari kamu!!" Gue dengar teriakan mereka.

Gue terengah lalu berhenti di jalan, ngambil napas, hingga tangan seseorang berhasil membekap mulut gue.

—————

Purworejo, 24 Desember 2018

Hayo itu siapa??

Om Ganteng [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang