om ganteng bagian tujuh

74.9K 3.8K 94
                                    

Kalau dijahati orang, usahakan baikin dia ya. Kasih jus atau minuman lain, tapi sianidanya jangan sampe lupa.

Aiden to Acha

***

Napas gue dan Zoya sama-sama memburu. Kami berdua nggak ada yang mau ngalah. Ngalah sama dengan pecundang, dan gue nggak mau disamakan dengan pecundang.

"Diem aja lo, ga berani?" Tantang Zoya dengan angkuhnya.

Gue tersenyum sarkas, melipat tangan di dada kemudian menatap remeh Zoya. "Gue takut sama lo? Lucu."

Sebenarnya gue malas buat berdebat. Mana bibir gue makin perih lagi. Emang dasar Zoya setan. Cabe-cabean kompleks aja sok-sokan kecantikan.

"AKH!!"

Tiba-tiba kepala gue tertarik ke belakang karena Zoya menjambak rambut gue. Nggak diam aja, gue mulai menjambak rambut panjang Zoya. "AH!! WOI SAKIT!" Teriaknya frustasi karena kelakuan gue.

Dengan cepat, gue menampis tangan Zoya yang memegang rambut gue dengan kasar. Pegangannya terlepas. Tiba-tiba aja, sekitaran udah ramai karena para siswa berdatangan buat sekedar nonton.

Astaga, ini bukan tontonan.

"TEMEN-TEMEN!" Zoya menarik perhatian anak-anak. "MENURUT KALIAN, PELACUR PANTAS NGGAK SEKOLAH DI SINI??" Teriaknya lantang yang bikin gue sukses naik darah.

Beberapa anak nyaut, sementara yang lainnya memilih diam, bukan karena nggak mau jawab, tapi karena fokus menyorot gue dengan ponsel mereka masing-masing.

Kesabaran gue sudah habis. Gue menampar pipi Zoya kemudian menjambaknya kembali dengan brutal. "LO TUH PUNYA MULUT DISEKOLAHIN NGGAK SIH!? PERCUMA LO CANTIK TAPI MULUT LO BUSUK!!"

"AKH SAKIT WOI! LEPAS NGGAK!"

Bodo amat. Gue masih mempertahankan cengkeraman tangan gue di rambut Zoya. Wajah gue memanas dan memerah.

"ASTAGA!" Samar, gue mendengar suara Aron yang menerobos kerumunan anak-anak. "Kalian! Berhenti nggak!"

"LEPASIN GUE! GUE HARUS BIKIN DEMIT INI MATI DULU!!" Gue mengabaikan Aron yang mau memisah gue dan Zoya.

"ARGH!!" Kulit kepala gue terasa panas waktu Zoya menarik rambut gue kasar dan kencang. Bahkan, gue merasa ada yang rontok beberapa.

Tangan gue udah gatal buat cakar muka mulus Zoya. Maka dari itu, jari lentik gue dengan brutalnya 'mengelus' pipi Zoya sampai sedikit lecet. Mengelus doang kok, nggak lebih.

"AAAAAAAK!!" Teriaknya kesetanan waktu ada bekas darah di pipinya. Gue pengen ketawa karena cakaran gue mirip cakaran kucing.

Zoya berhenti melawan. Badannya mundur seraya meratapi nasib wajah cantiknya itu. Gue puas. Gue merasa paling hebat di sini. Acha dilawan!

Kedua sahabat Zoya langsung mendekati Zoya kemudian menenangkannya. "Woi! Matiin kamera lo nggak!? Atau gue banting hp lo!" Fifi menunjuk para siswa yang sibuk mengabadikan momen mengerikan ini.

Gue cuma tertawa puas sambil merapikan beberapa helai rambut yang berantakan, juga seragam gue yang kancingnya kebuka satu.

"ACHA!"

Seseorang berseru, membuat gue menoleh seketika. Gue kenal baik suara itu. Mata gue membulat saat melihat Om Aiden berjalan dengan langkah lebar menuju gue.

Mampus gue. Alamat dimarahi ini mah.

Para siswa langsung tertuju pada Om Aiden. Seorang lelaki tampan, gagah, nan mapan sedang berjalan menghampiri keponakannya. Gue jadi merasa tersanjung punya om ganteng kaya dia.

"Are you ok?" Katanya to the point sambil menangkup pipi gue, mengelus dengan ibu jarinya yang besar.

Gue tersenyum kemudian mengangguk. "Hm.. i'm ok. What are you doing here? Kenapa nggak nunggu di luar?"

Ok sip. Gue malah mesra-mesraan di sini.

Jadi, Om Aiden itu nggak pernah jemput gue sampai masuk lingkungan sekolah. Dia paling males kalau disuruh berhadapan sama cabe-cabean sekolah yang selalu godain dia.

Paling pol kalau udah kelamaan nunggu gue, dia bakal telpon atau minta suruh satpam buat cari gue. Biasa lah, gue suka mampir dulu kalau pulang sekolah. Apalagi kalau bukan gosip.

"Ayo pulang. Kamu luka." Dia mengusap sudut bibir gue yang berdarah. Seketika gue meringis. Sekilas gue melihat Aron yang kebingungan karena Om Aiden memperlakukan gue seperti ini. Pasti di otaknya muncul pembenaran kalau gue ini sugar baby.

Gue mengangguk mengiyakan. Karena sumpah, gue capek tengkar sama Zoya. Gue berjalan sedikit tertatih, sedetik kemudian, lengan Om Aiden telah sempurna mengangkat tubuh gue ala bridal.

Reflek gue mengalungkan tangan di lehernya agar nggak jatuh. Gue sempat melirik Zoya, wajahnya shock dan gue pengen ketawa keras.

Gue terperanjat saat tubuhnya oleng lalu teman-teman mulai mengerubungi dia.

Haha. Zoya pingsan.

Beda dengan yang lain, mereka malah sibuk ngambil foto dan video gue saat ini. Aduh, nggak siap kalau besok pagi di mading ada tulisan "Most wanted girl dipacari oleh om-om tajir yang gantengnya kelewat batas normal sampai bikin anak perawan jejeritan."

G I L A

_______________

Ungaran Timur
Kamis, 4 Oktober 2018

Aneh. Stres cerita ini:')

Follow yaa
@susanssii (Instagram)
@susan.stories (Instagram)
@susanssi (Line)
Susanssi (Facebook)

Terima kasih♡

Om Ganteng [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang