om ganteng bagian duatujuh

55.8K 3K 205
                                    

(Adipta)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Adipta)

***

Aku tuh ga tega sama kalian:(

***

Beberapa saat yang lalu, Om Aiden nggak ada senyum sama sekali. Berangkat ke kantor nggak pamitan sama gue. Tahu-tahu pas gue manggil dia, dia udah pergi. Mobilnya udah nggak ada.

Gue sedang berpikir di dalam taksi. Dia kenapa ya? Tadi waktu tanya soal Dipta, gue jawab apa adanya. Dia Dipta temen gue yang dulu. Sobat gue pas smp, gitu.

Terus dia naruh hp gue ke ranjang lalu keluar kamar tanpa ngomong apapun.

"Neng, sudah sampai."

Pak Supir membuyarkan pikiran gue. "Oh? Ini, Pak." Gue memberikan selembar uang biru, menerima kembalian karena kalo kembaliannya buat Pak Supir, sayang. Masih banyak soalnya.

"Makasih, Pak." Gue menutup pintu lalu berjalan ke arah tempat kami bikin janji tadi.

Rumah sakit yang merupakan rumah sakit anak ini adalah tempat bersejarah waktu gue dan Dipta temenan dulu. Gue sering banget ngehibur anak-anak yang sedang sakit di taman rumah sakit. Bareng Dipta tentunya.

Gue melihat seseorang dengan kaos putih juga topi duduk di sebuah bangku. Gue membenarkan letak tali sling bag yang gue bawa kemudian bergegas ke arahnya.

"Dipta bukan?" Gue menyapa. Dia mengangkat kepalanya, mengernyit beberapa saat karena silau mungkin.

Setelahnya dia berdiri. Menatap gue yang tentu lebih pendek darinya. "Iya. Acha dong pasti?"

Gue ketawa, lalu melakukan salaman khas kami dari dulu. "Iya, Bro! Ini gue. Buset, lo makin tinggi aja." Gue menepuk bahunya.

"Hehehe.. lo makin cantik aja?" Dia mengusak pucuk kepala gue dengan gemas.

Kami berdua lalu duduk di bangku. "Lo apa kabar? Udah lama ya nggak ketemu. Kalau mau tidur masih suka digendong dulu sana sini?" Dipta mencerca gue dengan beberapa pertanyaan.

Astaga, dia masih hapal kebiasaan gue.

"Apa sih, Dip. Jangan bahas yang itu deh." Gue berkata malu-malu.

"Ya udah enggak. Eh, lo udah makan?"

Gue menatapnya, kemudian menggeleng.

"Mau makan? Gue traktir deh."

"Duh, serius ni? Gue makannya banyak loh."

"Dari dulu kali, Cha."

Gue menepuk lengannya, sedikit jengkel karena dia ngungkit masa lalu terus.

"Ya udah, ayo ke Sate Home. Lo masih doyan kan sama sate?"

"Ih kok lo tahu banget sih? Ya gue doyan parah itu mah!!" Kata gue bersemangat.

Dia berdiri, mengulurkan tangannya. Mau nggak mau gue nerima dan dia menggenggam tangan gue spontan.

Dari sini, Sate Home itu nggak terlalu jauh. Jadi kami memutuskan buat jalan kaki aja.

Gue melepaskan sebentar tautan tangan kami, soalnya ponsel gue nggak berhenti bergetar dari tadi.

Astaga, 25 missed call dari Om Aiden. Mau ngomong apa ya dia?

Gue membuka roomchat gue dengan dia.


Om Ai♡

Ada apa, Om?

Dmn?

Lagi mau ke Sate Home

Sama?

Dipta
read


Lah? Chat gue diread doang. Ini kenapa, sih?

"Cha? Acha??"

Gue tersadar karena Dipta manggil beberapa kali. "Eh? Apa, Dip?"

"Lo sibuk ya? Gue ajak ngobrol dari tadi nggak disahutin. Udah mau sampe kita."

Gue melihat depan. Cuma tinggal nyebrang, kami sampai di Sate Home.

"Eh ini, enggak kok. Gue nggak sibuk."

"Ya udah ayo." Dia menarik tangan gue buat nyebrang.

Beberapa saat kemudian, gue sudah di dalam Sate Home. Aroma khas menguar di indra gue.

Kami berdua duduk di salah satu sudut ruangan. Dipta memanggil mbak-mbaknya.

"Dua porsi, yang satu nggak pedes."

"Baik, silakan ditunggu."

"Masih inget aja gue nggak suka pedes."

"Iya lah, gue gitu loh." Dipta menepuk dadanya bangga.

Sembari nunggu, gue chat Om Aiden lagi.

Om Ai♡

Kenapa di read doang?
Ga jelas

Double ceklist.

Tiba-tiba, seseorang datang ke meja kami. Gue yang sedari tadi fokus ke hp nggak terlalu ngeh sama yang datang. Yang gue kira pelayan, ternyata itu adalah Om Aiden. Gue berdiri karena terkejut.

"Om ngapain di sini? Katanya meeting penting?"

"Ikut Om." Nada suaranya beda, dingin. Cengkeraman di pergelangan gue pun terasa sedikit menyakitkan. Gue menatap Dipta yang kebingungan. Gue cuma memberi gestur 'sorry'.

Dia membuka pintu mobil, mendorong gue masuk dan duduk di kursi penumpang. Dia mengitari mobil lalu masuk ke kursi kemudi.

"Om apaan, sih? Aku jadi nggak enak sama Dipta. Masa iya aku tinggal begitu aja?" Gue udah kesel banget ni.

"Jangan jalan sama orang lain. Meeting Om buyar dan bayangan kamu haha-hihi sama cowok lain tuh menuhin otak Om terus. Om nggak bisa fokus."

Gue tercengang.

________

Purworejo, 9 Februari 2019

Tapi aku masih tetep hiatus, hehe. Itung-itung temen satnight ya. Seneng?

Oh iya, lapak aku baru. Mampir ya:*

 Mampir ya:*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Om Ganteng [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang