Apa reaksi kamu ketika melihat notif Om Ganteng update?
***
Gue bengong, Om Aiden juga bengong. Dia yang memerhatikan depan, sementara gue yang memandang dia nggak percaya.
Mobil kami masih terhenti. Dari tadi kami masih bergelung dalam pikiran masing-masing. Gue mengalihkan pandangan ke tangan Om Aiden yang mencengkeram kuat stir mobil.
"Ehem.." gue menetralisir suara. "Om marah?"
Harusnya yang marah di sini adalah gue. Om Aiden dengan seenak udelnya menarik gue keluar rumah makan tanpa ngasih alasan apapun ke Dipta. Gue jadi merasa bersalah ke dia.
"Tadinya iya, sekarang udah berkurang." Jawabnya masih agak dingin dengan rahang yang mengeras.
"Sekarang, biarin aku bilang baik-baik dulu ke Dipta ya? Biar dikiranya aku ada alasan ninggalin dia tadi. Boleh ya?"
Om Aiden nggak mengeluarkan sepatah kata apapun. Gue digantung, antara boleh dan enggak.
"Aku makan dulu di sana, biar Dipta nggak kecewa. Kalo mau Om boleh ikut, kok." Gue berkata antusias.
Dia masih diam. Sekitar semenit, dia baru buka suara. "Yaudah." Dia membuka pintu mobil dan berjalan mendahului gue.
Gue menyunggingkan senyum, menyusulnya. Kami menuju tempat di mana gue dan Dipta pesan sate tadi.
Masih ada Dipta yang makan sendirian bersama dua porsi sate. Sendirian. Jadi kaya makan bareng demit :(
"Dip," gue mendudukan diri di hadapan Dipta sementara dia kelihatan syok.
"Loh, Cha? Gue kira lo udah balik." Dia menoleh ke arah Om Aiden yang dengan pedenya duduk di sebelah gue.
"Iya, tadinya. Tapi karena gue laper, gue makan dulu ya? Sayang kan kalo seporsi ga dimakan." Itu alibi gue supaya membuat perasaan dan mood Dipta membaik.
Karena pasti barusan setelah gue tinggal, mood dia hancur banget soalnya keliatan dari wajahnya yang kecewa.
Om Aiden mengangkat tangan, bermaksud memesan.
"Seporsi, Mbak. Pedes. Oh iya, ini semua nanti saya yang bayar. Restoran ini juga kalo perlu saya beli."
Gue menepuk dahi. Ini Om Aiden ngomong apa, sih astaga!
Mbak pelayannya aja sampe melongo karena Om Aiden ngomong ngaco.
"Em.. soal itu, nanti di bagian kasir, ya Pak." Setelah itu, pelayan berlalu.
"Kamu masih SMA?" Tanya Om Aiden ke Dipta tiba-tiba.
"I-iya Om."
"Cih," Om Aiden berdecih.
Apalagi sih ini, Ya Tuhan!
"Masih SMA aja berlagak mau nraktir. Uang juga masih minta, ckck." Om Aiden bergumam dan mendecak beberapa kali. Mungkin aja Dipta nggak denger, tapi gue denger.
"Maaf, apa Om?"
"Oh enggak. Lanjutin aja makan kamu."
Gue menghela napas, menahan kesabaran.
Dipta kembali melahap satenya, begitu juga gue. Sejenak, kami bertiga nggak ada obrolan sama sekali. Sampai akhirnya, pesanan Om Aiden datang. Kami bertiga kembali sibuk menikmati makanan.
***
Gue meminum es jeruk yang gue pesan tadi. Kenyang juga ternyata.
"Dip, makasih ya udah mau ketemu sama gue."
"Iya Cha. Gue juga seneng bisa ketemu lagi sama lo, ternyata lo nggak banyak berubah, ya?"
"Ehehehe.."
"Kamu nggak pulang? Ini saya yang bayar kok."
Astaga!
"I-iya Om. Ini saya mau pamit. Saya pulang dulu ya. Makasih."
"Jangan kapok ketemu gue ya, Dip." Gue mengakhiri kalimat dengan senyuman.
"Oke, Cha!"
"Dan kamu jangan usaha milikin Acha, ya, Dip?" Om Aiden berkata sambil menirukan nada gue barusan.
Dipta keliatan kaget. "Emang kenapa, Om?"
"Soalnya udah ada yang punya. Di depan kamu orangnya, yang ganteng ini. Hehehe."
Gue yakin di dalam hati Dipta, ada keinginan untuk mencolok kerongkongan Om Aiden menggunakan bekas tusuk sate.
_____________
Purworejo, 13 Maret 2019
Aku baru selesai PTS dong:))
2 minggu menuju UNBK :"))
Doain aku ya♡Oh iya, coba cek di profil aku ya♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Ganteng [END]✓
NouvellesFirst, follow me:) Nama gue Acha. Lengkapnya Marsha Amalillea. Gue siswi kelas tiga salah satu SMA di ibukota. Di dunia ini ada tiga hal yang nggak bisa dipisahkan dari gue. Pertama Om Aiden, kedua Om Aiden, dan ketiga Om Aiden. #1 in Feel [31 Desem...