Sudah follow aku apa belum?
***
Matahari masih malu-malu buat menampakkan dirinya. Sementara gue sudah semangat duduk di kursi belajar berhadapan dengan laptop di sana.
Menekan aplikasi chrome lalu mengetik 'pantai di Jakarta'. Sementara Om Aiden masih bergelung dengan mimpinya saat ini. Beberapa menit yang lalu, dia ngigau ketawa. Gue juga ikut ketawa jadinya.
Muncul beberapa gambar pantai cantik nan elok yang ada di ibu kota ini. Selama gue hidup, gue belum pernah sekalipun pergi ke pantai. Ke Ancol pun belum. Gue nggak bohong. Kasihan banget kan?
Kalau liburan, mentoknya sih gue pergi ke taman kota, kebun binatang, dan tempat-tempat yang sering dikunjungi anak TK pas tamasya. Miris, deh.
Gue melihat salah satu foto pantai yang indah menurut gue. Gue search lagi ternyata itu Pantai Perawan. Katanya, sih, dari Ancol cuma butuh waktu 30 menit naik speed boat buat sampai ke sana. Gue jadi tergiur.
Gue menyudahai kegiatan gue bersama Google dan gue memutuskan untuk pergi ke sana besok. Kaki gue melangkah menuju ranjang yang kami tempati semalam. "Om.." gue menggoyangkan badan Om Aiden. Dia sedikit terusik.
"Om Ai.." gue menepuk pipinya pelan. Matanya terbuka sedikit, masih agak merah.
"Hm.." dia menggeliat lalu mengucek mata kanannya. "Apa?" Tanyanya dengan suara khas bangun tidur.
"Kita ke Pantai Perawan ya?" Dia mendudukan diri seiring dengan permintaan gue.
Dia menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jarinya. Menghela napas lalu tersenyum. "Udah kebelet banget pengen ke pantai?"
Gue mengangguk mantap beberapa kali. Dia malah ketawa agak keras. "Lucu banget, sih kamu." Dia mencubit pipi gue.
"Aw!" Gue memekik kesakitan. "Habisnya nunggu weekend kelamaan. Masih lusa. Aku ya keburu ngiler."
Senyum masih bertengger di wajahnya. Dia kemudian melihat keluar jendela. "Oke. Kita berangkat sore ini."
Gue terkejut bukan main. "Serius??" Gue memastikan.
Dia mengangguk. "Serius." Jawabnya.
Gue teriak kegirangan sampai melompat ke arahnya dan memeluk dia hingga badan kami berdua jatuh ke ranjang yang empuk. Gue memeluk lehernya dan sesekali mencium pipinya.
Ah senangnya!!
Gue berhenti sebentar lalu menatap wajah gantengnya itu. Posisi gue sedang duduk di perutnya. "Om, makasih ya!" Kata gue disusul senyuman sampai membuat mata gue terpejam karena saking senangnya.
Tiba-tiba, dia mengubah posisi. Gue langsung dibawa ke bawahnya sementara dia menatap gue agak ambigu. Gue deg-degan.
Dengan kilat, dia mengecupi wajah gue berkali-kali. Ciuman bertubi itu membuat gue kewalahan. "Ahahahaha! Udah Om, udah!! Ampun!" Gue menghentikan pergerakan Om Aiden yang tentunya sia-sia.
Dia tiba-tiba berhenti. Lalu menatap gue dalam-dalam. Gue masih ngos-ngosan. Dia nggak berkedip dan tatapannya serius banget.
"Cha.."
Duh, suaranya berat. Gue jadi tambah deg-degan. Gue sendiri nggak bergeming, nggak bisa berpaling dari mata tegas itu.
"Jangan tinggalin Om, ya? Kamu segalanya buat Om."
______
Purworejo, 6 Januari 2019
65 votes 30 komen. Bisa?
Ps : scroll. Ada kejutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Ganteng [END]✓
Short StoryFirst, follow me:) Nama gue Acha. Lengkapnya Marsha Amalillea. Gue siswi kelas tiga salah satu SMA di ibukota. Di dunia ini ada tiga hal yang nggak bisa dipisahkan dari gue. Pertama Om Aiden, kedua Om Aiden, dan ketiga Om Aiden. #1 in Feel [31 Desem...