Weekend pada kemana, nih?
***
Gue menatap Om Aiden malas. Kaki gue bersila di lantai yang beralaskan karpet. Mata gue jengah memandang dia yang sedang sibuk mempersiapkan alat.
Ular tangga.
Gue menghembuskan napas lagi. Setelah sekian kali menahan emosi karena 'lakuin hal itu' adalah main ular tangga. Untung gue sayang sama Om gue. Jadi gue mengurungkan niat buat ngebunuh dia.
"Nah siap!"
Dia merasa puas dengan apa yang baru saja ditata. Dia pun duduk bersila seperti gue. Tangannya tergerak mengambil kocokan dadu lalu menatap ke gue.
"Ayo kita suit Jepang. Yang menang boleh duluan jalan." Katanya menjelaskan.
"Kenapa nggak suit Indonesia? Cih, nggak cinta banget sama Indonesia." Gue berlagak jijik.
"Ya udah ayo suit Indonesia."
Kami berdua pun suit. Jangan tanyakan gue menang apa kalah. Kalau masalah suit mah Acha jagonya. Gue selalu menang kalau suit sama siapapun. Mau suit Jepang kek, suit Indonesia kek, sampai duit Zimbabwe juga gue sikat!
"Jadi, aku jalan duluan." Gue mengocok dadu di dalam gelas kecil lalu menggelindingkannya. Muncul mata dadu berjumlah tiga.
Pion gue jalan tiga langkah ke depan.
Asal kalian tahu. Kami main ular tangga kaya gini juga ada hukumannya dong. Yang nanti kemakan ular, harus diacak-acak wajahnya pakai lisptik merah sesuai keinginan yang menang. Ini yang bikin permainan jadi seru.
Om Aiden baru aja menjalankan pionnya. Dia dapat lima mata dadu.
"Yes! Om naik!"
Sial! Om Aiden dapat tangga dan berpindah dari petak lima ke petak tiga puluh. Sialan kan gue kalah jauh banget. Argh kesel!
"Oke! Tungguin aku! Bakal aku susul sampe seratus sekalian!" Kata gue antusias sambil melempar dadu.
"Uhuy!" Gue bersorak gembira karena gue mendapat enam mata dadu. Itu artinya, setelah gue berjalan, gue bisa melempar dadu sekali lagi.
Om Aiden menunggu gue melempar. "Jangan tegang gitu dong mukanya. Jangan takut kalah gitu dong. Hehehehe." Gue bermaksud mengejek.
"Coba aja kalahin Om." Katanya berlagak sombong.
Maka gue melempar dadu dan muncul lima mata dadu. Lumayan banyak juga, siapa tahu gue dapat tangga dan bisa menyusul Om Aiden.
"Satu, dua, tiga, empat, lim--" ucapan gue terputus ketika pijakan terkahir pion gue adalah kepala ular.
Sial! Mati tujuh turunan gue kalo gini caranya!
"Ehehehehehehehe." Gue mendengar Om Aiden yang ketawa puas.
Melihat gue yang turun sampai ke kotak tujuh dia makin keliatan seneng. Dengan cepat, dia mengambil lipstik kemudian membukanya.
"Sini maju dikit." Dia menyuruh gue untuk mendekat.
Bibir gue mempout karena gue paling nggak suka yang namanya kalah. Itu artinya lemah. Dan gue bukan orang yang lemah.
Badannya condong ke depan. Bersiap 'melukis' wajah cantik gue. "Bentar ya, nanti kamu jadi cantik." Dia dengan tenang mengoleskan ukiran-ukiran abstrak di pipi gue. Yang bisa gue lakukan hanya menunggu.
"Udah belum?" Gue mulai jengah.
"Bentar. Dikit lagi."
Gue menghela napas. Lama banget, sih.
"Udah. Nah, makin cantik deh kamu." Dia menutup lipstik lalu meletakkan di lantai.
Sementara, gue bangun dari duduk menuju cermin rias. Betapa terkejutnya gue melihat wajah ayu gue menjadi wajah yang buruk rupa.
"OM AI JAHAT! KOK AKU JADI JELEK GINI!?" Gue mencak-mencak nggak terima karena Om Aiden menggambar bulatan berbentuk obat nyamuk di kedua pipi gue.
Bukan cuma itu, dia juga menambah garis-garis absurd yang semakin membuat gue kaya orang gila.
Gue menoleh ke arahnya, menatap dia dengan tatapan tajam. "Apa!? Ketawa aja terus! Seneng kan liat aku kaya wewe gombel!?"
"Iya, Om seneng banget, Cha."
"Iiih!!" Gue berjalan ke arahnya dengan menghentak kaki berkali-kali.
Gue berdiri di belakangnya lalu dengan cepat memiting lehernya sampai dia kesakitan.
"Aduh ampun! Ampun wewe gombel!"
"APA!?"
"Oh enggak. Ampun tuan putri! Lepasin dong, cantik." Katanya dilembut-lembutkan.
"ARRGGGHH!" Dia tiba-tiba teriak kencang.
Kalian tahu apa yang sekarang gue lakukan?
Menggigit kupingnya keras-keras.
______________
Purworejo, 25 April 2019
Oke aku akan kasih target lagi ah!
125 votes dan 40 komen.
See you♡♡
"Cha.."
"A-apa?"
"Nggak papa. Ngetes kuping doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Ganteng [END]✓
Short StoryFirst, follow me:) Nama gue Acha. Lengkapnya Marsha Amalillea. Gue siswi kelas tiga salah satu SMA di ibukota. Di dunia ini ada tiga hal yang nggak bisa dipisahkan dari gue. Pertama Om Aiden, kedua Om Aiden, dan ketiga Om Aiden. #1 in Feel [31 Desem...