"ENGGAK MAU! HUWAAAA!! HIKS! SEKARANG LO PERGI ATAU GUE PANGGIL POLISI!? PERGI NGGAK!?" Gue mendorong Renata kuat-kuat supaya keluar dari rumah.
Bodo amat sama air mata dan ingus gue, yang gue pikirin adalah gimana caranya bikin Renata pergi dari sini, kalau bisa lenyap dari bumi sekalian.
"A-aduh Pak! Ini keponakannya nggak punya sopan santun banget, sih?" Renata keliatan risi karena gue dorong-dorong mentok sampe pintu.
"Ma--"
"Iya! Gue nggak punya sopan santun! Pergi! Angkat kaki dari sini! Jangan pernah lo sentuh Om gue. Sekali aja gue liat kalian berduaan, gue nggak segan buat laporin lo ke polisi. Gue nggak main-main!" Gue mendorong tubuh Renata keluar kemudian menutup pintu rapat-rapat, nggak lupa buat ngunci juga.
Napas gue memburu. Keringat bercucuran di pelipis dan leher gue. Ternyata nangis kaya orang kesurupan itu capek, ya?
Gue natap Om Aiden yang berdiri di depan gue. "Apa!?" Tanya gue nyolot setelah itu gue narik ingus dan ngelap pakai tangan.
"Ini yang namanya nggak cemburu?" Tanya dia santai bin biasa aja.
Gue kicep, sih, sebenernya. Gue kemakan omongan sendiri, yang tadi katanya nggak bakal cemburu, eh sekarang malah bertindak seolah nggak mau kehilangan Om Aiden. Tapi emang bener, kan?
"Kalau Om mau nikah tuh ngobrol dulu sama aku! Jangan tau-tau gombalin sembarang cewek kaya gitu!" Gue teriak di depannya.
"Nah, kamu punya pacar aja nggak bilang sama Om. Masa Om mau punya pacar harus bilang kamu? Nggak adil, dong?"
Gue benar-benar geram sekarang. "ARON ITU BUKAN COWOK AKU! DIA TEMEN! Kenapa Om nggak percaya, sih!" Ucapan gue melemah lalu tertunduk. "Selama ini aku jaga perasaan buat Om, tapi kenapa Om nggak pernah sadar? Apa selama ini Om cuma benar-benar anggep aku cuma keponakan aja? Nggak ada rasa sama sekali, ha?" Gue menatap dia yang sialnya malah keliatan ganteng.
Nggak ada sepatah kata pun yang terlontar dari bibir Om Aiden. Maka, gue memutuskan pergi dari hadapannya. Gue capek.
"Buktiin kalau dia bukan siapa-siapa kamu."
Langkah gue terhenti. Menoleh ke Om Aiden. Baik, gue akan buktiin. Kalau mau, sore ini juga!
Gue meraih hp di saku celana. Mencari nomor Aron lalu menghubunginya.
"Iya, Sha? Kenapa?" Tanyanya dari seberang sana.
"Lo bisa ke rumah? Sekarang."
Tuh. Gue emang budak cinta.
__________
Purworejo, 20 November 2018
Sebenarnya, aku bingung sama cerita aku sendiri. Kayaknya bentar bakal tamat deh. Soalnya aku bikin cerita ini hasil gabut. Hhhh:")
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Ganteng [END]✓
Cerita PendekFirst, follow me:) Nama gue Acha. Lengkapnya Marsha Amalillea. Gue siswi kelas tiga salah satu SMA di ibukota. Di dunia ini ada tiga hal yang nggak bisa dipisahkan dari gue. Pertama Om Aiden, kedua Om Aiden, dan ketiga Om Aiden. #1 in Feel [31 Desem...