om ganteng bagian tigaempat

51.7K 2.7K 73
                                    

Udah bolong puasa berapa hari?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah bolong puasa berapa hari?

***

Sarapan fast food sudah menjadi kebiasaan gue akhir-akhir ini. Seperti sekarang, gue dan Om Aiden sedang makan cheese burger yang kami pesan beberapa menit lalu.

Pagi ini Om Aiden janji mau anter koper gue ke rumah Mamah Rury, juga nganter gue ke sekolah. Menurutnya, Singapore itu dekat, tapi kalau kata gue mah jauh. Pake banget.

"Nanti kalo aku nggak bisa tidur gimana?" Tanya gue di sela-sela sarapan kami.

Dia menyeruput kopi hitamnya. "Ada guling kan?"

Gue cemberut. Yang gue butuhin itu guling bernyawa:(

Ya nggak sih?

"Iya tapi emang guling bisa nyanyi? Bisa ngelus-elus punggung aku? Bisa belai rambut aku?"

Dia ketawa.

"Ya kamu tahan dulu. Dua hari doang." Dia mengelap mulutnya menggunakan tisu, menandakan sudah selesai sarapan.

Gue pun mengakhiri makan gue dengan meneguk habis susu vanila di gelas. Mengelap mulut dengan tangan lalu mengambil tas di kursi.

Tangan Om Aiden tergerak ke depan wajah gue. Ibu jarinya mengelap sudut bibir gue yang gue rasa ada sisa susu barusan.

"Kamu kalo makan dari dulu selalu belepotan."

"Hehehehe."

Kami berdua keluar rumah lalu mengunci pintu. Selama dua hari, rumah ini akan kosong. Paling ada beberapa makhluk yang senang karena pemiliknya pergi sebentar. Kok gue merinding?

Om Aiden bilang, gue nggak usah ikut antar dia ke bandara karena jadwalnya tabrakan sama jam belajar gue. Habis antar gue pun dia harus buru-buru naruh koper gue di rumah Mamah. Terus diantar supir Mamah menuju bandara.

Sedih tahu bakal pisah dua hari. Lebay emang, tapi gue yakin kalian paham apa yang gue rasain sekarang.

Di mobil, gue bahkan nggak henti-hentinya mengelus tangan Om Aiden sambil bersandar ke bahunya.

"Haah.. aku bakal kangen parfum Om, kangen suara Om, kangen masakan Om, kangen segalanya."

Dia melirik gue sebentar lalu kembali fokus menyetir.

Lima menit lagi, gue sampai di sekolah. Tapi tiba-tiba Om Aiden memberhentikan mobil di pinggir jalan. Gue menarik kepala dari bahu Om Aiden dan mencari lampu lalu lintas.

"Kok berhenti? Nggak ada lampu merah perasaan deh." Tanya gue masih celingukan.

"Cha.."

"Huh?" Gue langsung fokus ke matanya. Menatap gue dalam seakan nggak mau kehilangan gue.

Dia meraih kedua tangan gue dan menariknya. Jarak kami semakin terkikis. Ah sial! Kenapa waktunya nggak tepat!? Kenapa juga harus di mobil??

Gue memejamkan mata, menahan napas sebisa mungkin. Detik berikutnya, bibir kami telah bersentuhan. Nggak ada pergerakan, yang gue rasakan hanya benda lembut sedang menempel di bibir gue.

Om Aiden menjauh. Kami saling tatap.

"Bukan cuma kamu yang bakal kangen, Om juga. Om bakal kangen apa yang ada di kamu. Rambut kamu, badan mungil kamu, wangi kamu, teriakan maut kamu, rengekan kamu, dan terutama.." Dia menggantung kalimatnya.

"Ini," Om Aiden mengelus bibir gue menggunakan ibu jarinya.

ARGH! GUE GAK TAHAN LAGI!!

Dengan kilat, gue menarik leher Om Aiden dan mengalungkan kedua tangan ke sana. Melumat bibirnya perlahan. Pergerakan gue terbatas karena tertahan oleh sabuk pengaman.

Seolah tahu, Om Aiden membuka kaitan sabuk pengaman gue dan saat itu pula gue berpindah duduk di pangkuannya. Melanjutkan acara kami.

Dia lihai, as always. Entah sadar atau enggak, tangannya mengelus punggung gue beberapa kali. Menimbulkan sensasi aneh, kaya banyak kembang api meletus di dada gue. Apaan si.

Cukup lama kami berciuman hingga gue sadar dan ingat akan sesuatu. Gue melepas tautan kami tiba-tiba. Melirik jam di tangan,

"OM AKU TELAT!!"

Om Aiden yang sedikit terengah juga melakukan hal yang sama. Melihat rolex di pergelangan tangan. Dia menepuk dahi lalu kembali menyalakan mesin mobil.

"Maafin Om, Cha."

Gue kembali ke jok penumpang, mengambil kaca kecil di dashboard.

"Astaga! Aku seberantakan ini!?"

Gimana nggak berantakan kalo rambut gue udah kaya gembel, dasi gue miring, rok abu-abu gue kusut Ya Tuhan!!

"Maaf. Maafin Om, Cha."

"Udah sekarang gas pol! Aku nggak mau dihukum!"

Gue menyisir rambut dengan sisir yang selalu gue bawa, membenarkan dasi, pokoknya membenahi penampilan gue yang tadinya acak-acakan.

Gue pun merapikan jas juga dasi yang Om Aiden pakai. Nggak sengaja gue nengok ke bawah.

"Dia udah bangun padahal. Kasian." Ujar gue dalam hati.

"Liat apa? Udah sampe tuh. Buruan masuk!"

Gue gelagapan. Melihat sekitar lalu benar-benar sadar kalo gue udah sampe sekolah.

"Emmmmmuah!!" Gue mengecup bibirnya sekali lagi dengan gemas. Gue membuka pintu dan buru-buru berlari.

Tapi gue berbalik kemudian teriak,

"Hati-hati! Safe flight ya!! I'll miss you."

__________

Purworejo, 15 Mei 2019

AKU UDAH LULUS SMK YEEEEE💥💥💥

Maaf ya updatenya super duper ngaret. Tapi, suka gak?

See you♡♡

Om Ganteng [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang