10. kedatangan tamu tak diundang

538 65 34
                                    

Beberapa hari berlalu sejak Memi diajak ke rumah Techi. Semuanya berjalan lagi seperti biasa, emang mau gimana lagi selain biasa? Hehe

Techi harusnya masuk kelas pagi tapi karena males banget akhirnya dia memutuskan untuk titip absen. Lagian masih ada kelas lain nanti siang.

Tapi tidur Techi keganggu gara-gara suara ketukan pintu. Awalnya pelan, jadi Techi peduli amat. Mikirnya mungkin itu buat kamar sebelah.

Lama-lama kok makin kenceng. Dari ketukan pelan tapi teratur khas orang ngetuk pintu berubah jadi gedoran kenceng yang brak bruk brak bruk pake tenaga gak kira-kira.

"Duh sianying siapa sih!" Techi misuh. Ogah-ogahan bangun, jalan ke pintu sambil di seret-seret. Muka setelan bantal, tapi tetep cakep banget. Untung gak ileran.

"Siapa sih?!" Serunya setengah berteriak, matanya menyipit menyesuaikan matahari yang masuk saat pintu terbuka. Lamat-lamat pandangannya yang memburam kemudian menjelas sempurna.

"Eh?" Kantuk Techi langsung ilang begitu liat yang ada di depan kamarnya.

"Bangun anyeng udah mau siang heh!"

"Hah? Mimpi nih gua?"

"Kagak anjir, sekangen gitu apa lo mikir kita mimpi ada di depan lo?" ucap Manaka lagi.

Techi beneran diem, bingung dia mau ngomong apa, bereaksi apa, bersikap bagaimana. soalnya di depannya ini sekarang ada Manaka, Risa dan juga AKANEN! Rasa-rasanya kemaren-kemaren pas dia lagi sama Memi di rumah ini mahluk 3 ada di tempat berbeda deh, kenapa sekarang ada disini?!

"Duh gue ikut tidur di kamar lo nih masih jet lag." Celetuk Akanen, maen nyelonong ke kamar Techi terus tidur di kasur.

"Gak kuliah?" Tanya Risa kali ini, ikutan masuk kamar lalu duduk di kursi meja belajar. "Apa gak ada kelas pagi makanya lo masih tidur?"

Techi masih spicles, gak jawab apa yang harusnya dia jawab itu. Manaka yang berdiri terakhir di depan Techi otomatis senyum sambil ngerangkul anak bawang yang sekarang tinginya udah mau sepantar.

"Kaget ya lo? Sori kita ngedadak kesini soalnya emang enggak direncanain." Ucap Manaka.

Kening Techi berkerut sempurna, lalu sepenuhnya sadar. "WEY BANGSAT PADA NGAPAIN DISINI!!"

.
.
.
.
.
.

Siangnya Techi udah mulai menerima bahwa ada tamu tak diundang di kos yang tiba-tiba numpang tidur. Katanya sih istirahat.

Belum di ceritain kenapa mereka bisa nyampe ke kos Techi pagi tadi karena akhirnya dia milih buat masuk kuliah aja, ninggalin tamu-tamunya ini. Di depan kosan dia yang biasanya jarang dipake buat parkir kini ada 2 mobil mewah berjejer, Techi yakin nih diantara ketiga orang itu ada yang nyogok penjaga kosan buat dibolehin parkir disana.

"Nih gue cuma beliin ayam geprek."

Dengan sekantong besar makan siang yang sengaja dibeli buat mereka, Techi ikut nimbrung sama-sama makan.

"Gada kuliah lagi lo?" Tanya Manaka.

"Ada, jam 11."

"Setengah jam lagi dong!"

"Emang." Jawab Techi pendek.

"Bagus nih jadi Risa bisa ikut." Celetuk Manaka, dari nadanya sih Techi mencium bau-bau negatif yang pasti bakalan melibatkan dirinya.

"Gue mau nyari Neru." Risa berujar dengan ringan, senyumnya mengembang.

"Bangsat." Desis Techi tanpa di tahan. "Ngapain dah?!"

[4] Yang terlewatkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang