25.

388 64 13
                                    

"Ih temen lo alumni Namba semua!!! Gak ah gak mau!!"

"Yaelah Mi daripada lo gak pernah bukber sama sekali? Emang dari sekolah lo berapa yang kuliah disini? Cuma lo doang kan? Bukber sama siapa lagi lo????!!!"

"Sama anak transmigran lah!"

"Gue tanya, emang lo ada yang kenal? Setau gue aja lo gak ikutan paguyubannya."

Memi ceming, perkataan Rikatii ada benarnya. Tapi masa dia ikutan bukber sama alumni Namba? Yang ada juga harusnya dia bukber sama murid Keyaki aja, lumayan kan dia pernah sekolah disana.

Lah ini Namba?

"Tenang, cuma angkatan gue doang kok. Itupun 4 orang, 5 dah sama gue."

"Gak."

"Gue anggap setuju ya. Hehehe..."

"Heh kok gitu!!"

"Wah bentar ya Mi gue mau konfrim dulu!!" Rikatii ngacir.

Memi panique!! "RIIKKAAA!!!"

"Bentar Mi! Itu gitar gue titip sebagai jaminan!!" Serunya dari kejauhan.

Memi ngehela nafas. Mau emosi tapi harus ditahan karena puasa baru setengah hari. "Gua buang juga nih gitar." Rutuknya dalam hati.

"Hei Mi..."

Dia noleh, ada Techi yang nyamperin dia sambil senyum. Kok ada disini? Sejak kapan sih lebih tepatnya? ujug-ujug banget.

"Hei.. gada kelas lo?"

"Baru aja selesai..."

"Oohh..."

Techi memilih untuk duduk didepan Memi. Sebenarnya sekarang mereka ada dilingkungan kantin. Selama puasa jadi ahli fungsi buat nunggu kelas atau pada ngumpul mahasiswa 2 fakultas.

Katanya kalo ke pendopo kejauhan buat ngadem pas ada jeda buat kelas selanjutnya, makanya kantin jadi pilihan.

"Abis ini masih ada kelas ya?" Tanya Techi. Udah paling hafal banget sama jadwal Memi.

"Iya. Setengah jam lagi sih."

Oke. Bhaique.

Techi ngerasa Memi lebih diem dari biasanya. Jadinya rada aneh.

"Itu gitar siapa Mi?"

"Ini?" Tunjuknya. "Punya temen gue."

"Lo lagi nunggu dia disini?"

Memi ngangguk, dan yang bikin Techi kesel adalah ngejawabnya gak sambil natap dia tapi malah ke hpnya.

"Mi--"

"MEEEEEMMMM!!!" Seru seseorang dari kejauhan, memotong kata yang akan Techi ucapkan. Keduanya serempak noleh kearah Rikatii yang berlari kecil dari kejauhan.

Techi sempet kaget begitu liat temen Memi ini adalah sosok yang sempet dia temui di kosan Neru kemaren.

Pikirannya langsung suudzon, apaqa temen Memi ini bilang kalo kemaren dia ada di kos Neru? Eh kalopun bilang, motifnya apa?

Rikatii ngelempar senyum, tapi gak sama sekali Techi bales.

"Uh? Sori.. ganggu ya?" Ujar Rikatii ngerasa gak enak begitu nyampe kehadapan Memi. Apalagi liat ekspresi Techi di depannya ini kaya gak bersahabat banget.

"Gak kok. Ngeganggu apa?" Jawab Memi santai.

Rikatii sekali lagi ngelirik Techi didepannya yang diam tanpa kata. Ngeri juga dia rasanya. "Siapa tau lagi ngobrol serius..."

[4] Yang terlewatkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang