Ps. Ini part lumayan panjang, siap siap gumoh
Timeline kecepetan, typo dll.
.
.
."Hei Mi."
"Hei! Sini duduk!"
Techi senyum ke arah Memi, tapi yang meleleh malah para maba dari dua fakultas berbeda yang lagi menuhin kantin buat makan siang. Si komdis ganteng yang lagi naek daun di fe itu baru kali pertama menunjukan senyumnya setelah selama ospek hanya memasang wajah dingin nan datarnya.
"Ciee yang beneran jadi femes..." ledek Rikatii.
Yang di ledek cuma haha hehe. Makin rusuh aja itu maba yang merhatiin. Ditambah kating juga sekarang.
Hari ini adalah hari pertama semester baru perkuliahan dimulai. Banyak wajah fresh, para dedek-dedek gemes yang berusaha terlihat dewasa seliweran hampir disemua area kampus.
"Gimana? Capek gak lo jadi panitia?" Tanya Memi.
"Capek anjir. Gak mau lagi ah gue jadi panitia ospek." Techi lalu bergidig membayangkan kembali bagaimana ia harus kekurangan tidur, banyak kumpul, dan di training untuk bisa berwibawa menjadi komisi disiplin. Sungguh menyita waktunya.
Tapi gapapa, pengalaman. Dia jadi enggak ansos-ansos amat karena temennya nambah. Jadi punya info tempat tongkrongan juga buat nge date sama Neru.
"Anjir ih bawa bekel udah kek anak sd." ucap Rikatii ketika Techi mengeluarkan sekotak tempat makan dari tasnya.
"Dari Neru."
"Bucin." Gumam Rikatii sama Memi hampir bersamaan, Techi cuma senyum tipis tapi cakepnya keterlaluan.
Makin meleleh aja para manusia yang merhatiin.
.
.
.
.
.
.
.
"Tapi mereka tuh terlalu deket!!"
Tak terasa, semester baru pun mendekati uts. Techi, yang memang tak ada jadwal ujian untuk hari esok memilih untuk merecoki Neru yang tengah berjibaku dengan materi yang akan ia ujiankan besok.
Selama berbulan-bulan ini hubungannya dengan Memi sudah membaik sempurna, maka dari itu terkadang ia hangout bersama ataupun saling bertemu di kantin jika kelas mereka selesai bersamaan.
Tapi ada hal yang membuatnya sangat risih. Memi hampir selalu bersama Rikatii kemanapun. Ada sih sesekali Memi dateng sendiri, atau keliatan sendiri atau ngumpul juga sama temennya yang lain, cuma ya gitu, sama Rikatii kaya yang harus banget berdua.
"Yaudah kan deket doang, kenapa kamunya yang kaya sewot gitu?"
"Deket banget yaaang kalo di perhatiin!"
"..."
"Mana semester ini sekelas lagi." Techi menggumam. "Nempel bat kaya pake lem, dimana-mana mereka pasti ada berduaan."
Neru menghela nafas, terkadang ada sedikit -ah enggak, banyak malah- kecemburuan jika Techi sudah membicarkan Memi seperti saat ini. Ia mulai kembali takut jika waktu itu terulang, tapi untuk saat ini ia sudah belajar dari kesalahan. Jadi Neru hanya cukup bersikap membiasakan diri dengan kenyataan jika kepedulian dan perhatian Techi pada Memi sedikit berlebihan di situasi tertentu, yang mana sikap tersebut seolah alamiah dan Neru simpulkan sudah tidak bisa dirubah.
"Terus kamu mau apa?"
Tapi Techi sepertinya enggak denger, justru malah guling-guling gajelas sampai suara derit ranjang terdengar cukup nyaring.
Ngedumel gak jelas.
"Apa mereka diem-diem pacaran ya?! LAH TERUS KAGE GIMANA??!!" Serunya tiba-tiba, posisi tidurannya berubah menjadi duduk. Tatapannya menuju Neru yang sepertinya tidak terlalu peduli karena sibuk dengan kertas berisi slide power point yang sudah di print sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Yang terlewatkan
Fanfiction2 tahun selepas Memi pindah, Techi kembali di pertemukan sama temen lamanya itu. Ada banyak hal yang Techi ceritain dan di bagi ke Memi, termasuk rasa patah hati.