1. Jurusan

674 67 6
                                    

Sebulan yang lalu Memi ketemu Techi, berasa dejavu karena persis kaya dulu pas ospek sma. Bedanya Techi gak lupa bawa persyaratan buat hari pertama.

Sedikit cerita, karena mereka beda kelompok jadinya gak ada pertemuan berarti lagi setelah itu.

Dua minggu setelah ospek, mereka ketemu lagi. Di kantin. Satu-satunya tempat pemersatu antara fakultas ekonomi sama fakultas hukum.

Mereka ngobrol, terus saling tuker nomer dan segala macem. Gada yang berkesan diantara mereka waktu itu, bahkan setelahnya gada yang saling menghubungi satu sama lain, sampe kemudian mereka ketemu lagi di tempat fotokopian.

"Dih ketemu Memi..." celetuk Techi begitu liat ada sosok bertelinga caplang lagi duduk nungguin fotokopian dia selesai di urusin. "Sendirian aja?"

"Enggak. Sama temen gue tuh." Tunjuknya ke arah perempuan yang lagi jajan cilor dari abang-abang yang lewat.

Techi duduk disebelah Memi, merhatiin jalan. Bingung mau ngajak ngobrol apaan, gada topik juga.

"Oh iya Mi, besok lo free gak?"

"Free kayanya deh. Kuliah selesai abis dzuhur. Kenapa?"

"Gue mo ajak pergi. Mau gak?"

Memi jelas kaget, ekspresinya lantas berubah sepersekian detik. "Boleh sih."

"Sip. Langsung ya, ntar gue tunggu ditempat parkir fh."

"Oke.."

Setelah itu enggak ada lagi percakapan berarti.

Besoknya Techi sama Memi beneran pergi berdua. Kirain mau kemana, ternyata Techi ngajak ke kfc doang, hal yang kemudian Memi inget bahwa franchise ayam goreng merek ini adalah favorit Techi dari dulu.

"DIH SUMPAH?!" Pekik Memi gak percaya. Niatnya buat makan kentant gorengnnya terhenti seketika.

"Iya anjir kocak bat pokoknya, gue sampe puas ngejek dia hahahaha. Bisa-bisanya gak dipikir dulu maen pilih aja, dia kan bahasa Indonesianya gede mulu nilainya."

"Eh tapi beneran diambil?"

"Iya lah, kalo enggak katanya ada isu kalo sekolahan kita bakalan di backlist gitu kalo gak diambil."

"Terus?"

"Yaudah dia kuliah disana sekarang." Jawab Techi enteng.

Memi baru tau kalo ternyata alasan Kage milih jurusan satra Indonesia di salah satu ptn di Bali adalah buah keisengan semata. Lebetulan pas lagi praktek komputer, pelajaran hari itu diganti dengan mengisi data untuk snmptn. Kage iseng memilih jurusan yang sekiranya tidak akan ada matematikanya, maka dipilihlah sastra Indonesia. Pilihan pertama.

Tanpa diduga, begitu pengumuman penerimaan snmptn dibuka Kage beneran keterima.

"Mamanya Kage gapapa tuh?" Tanya Memi khawatir. Setau dia mamanya Kage tuh rada overprotektip gitu. Kadang suka ngatur anaknya kalo emang dirasanya enggak sreg. Pas tau dari Techi dia masuk ipa aja Memi kaget banget.

"Untungnya gapapa. Nerima aja Kage kuliah dimana pun. Kayanya juga emang setelah kuliah sama mamanya dibebasin."

"Iih enak ya kuliah di Bali."

"Iya tuh, dikit-dikit maen coba dia tuh. Follow sana IG nya."

Memi ngangguk ngerti, "Eh tunggu, sastra murni kan? Bukan pendidikan?"

"Iya hahahaha tau dah dia mah emang iseng."

Setelah kejadian pergi berdua itu, mereka mulai terbiasa saling menghubungi satu sama lain. Namanya juga temen ye kan, harus begitu.

Memi denger dari Techi, gak banyak yang berubah dari sma keyaki setelah dia pergi. Ada sih beberapa tapi enggak penting-penting amat. Yang bikin dia penasaran cuma satu,

"Gengnya kak Manaka pada kuliah dimana tuh?"

"NAH!"

Abis itu Techi cerita, semangat banget.

Manaka sendiri memutuskan buat kuliah di IPB, biasa calon tukang kebon kalo kata Techi mah. Tapi Techi lupa jurusanya apa, entah pertanian doang apa teknologi pertanian.

"Kok bisa?"

"Bisa lah. Pake duit hahahaha.."

"Gak nyusul kak Rika ke UGM?"

Techi geleng pelan sebagai jawaban, "itu kapan-kapan gue ceritain."

Terus Akanen, yang Techi tau dia kuliah di Singapura entah jurusan apa karena helo jurusannya pake bahasa inggris jadinya Techi males sendiri nginget-ngingetnya.

Risa... jelas Memi udah tau duluan... pasti nyusulin kakaknya di Jogja. Dan emang kenyataannya begitu.

Yang Memi gak ngerti adalah ini Techi bisa-bisanya kuliah jurusan ekonomi. Kaya gimana ya... gak nyangka aja gitu. Kirain mau jadi anak fakultas teknik atau HI gitu... fisip kek.

"Lo sendiri kenapa ngambil jurusan hukum?" Tanya Techi penasaran.

"Gak kenapa-napa sih. Pengen aja."

"Sbm kan lo?"

"Iya..."

Setelah itu mereka balik lagi ngobrol banyak hal.

"Kak Neru kuliah disini juga kan?" Tanya Memi tiba-tiba.

.
.
.
.
.
.

[4] Yang terlewatkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang